Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Kedekatan dengan Parpol Rendah, Politik Uang Tinggi

Kompas.com - 12/12/2013, 17:09 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Partai politik mesti lebih mendekatakan diri dengan masyarakat menjelang pemilu 2014. Pasalnya, tingkat kedekatan pemilih terhadap parpol dinilai sudah membahayakan.

Hal itu terlihat dari hasil survei Indikator Politik Indonesia yang juga dijadikan bahan disertasi Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi.

Hasil survei menunjukkan, hanya 14,3 persen responden yang mengaku dekat dengan salah satu parpol. Sebaliknya, sebanyak 85,5 persen responden mengaku tidak dekat dengan parpol manapun dan 0,2 persen tidak menjawab.

"Ini bahaya karena hampir 90 persen yang swing voters," kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Survei itu dilakukan dengan mewawancarai 1.200 responden selama 22-26 Maret 2013. Margin of error hasil survei itu plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dari 14,3 persen responden yang mengaku dekat dengan parpol, dirinci lagi seberapa dekat mereka. Sebanyak 26 persen mengaku sangat dekat, 51 persen cukup dekat, 19 persen sedikit dekat dan 4 persen tidak menjawab.

Burhanuddin mengatakan, angka kedekatan publik terhadap parpol itu terus merosot dari waktu ke waktu. Ia mengutip hasil survei Lembaga Survei Indonesia dan SMRC bahwa kedekatan publik dengan parpol di Mei 2011 masih di angka 21 persen.

Burhanuddin menambahkan, tidak dekatnya publik terhadap parpol berdampak kepada politik berbiaya mahal. Hal itu terlihat dari hasil survei bahwa mereka yang sangat dekat dengan parpol lebih banyak menolak pemberian uang/barang, yakni di angka 69 persen. Sebanyak 31 persen tetap menerima pemberian meski sangat dekat dengan salah satu parpol.

"Itu yang menyebabkan biaya politik mahal. Mereka membangun hubungan dengan partai dan politis hanya jangka pendek saja, cenderung transaksional. Kalau parpol semakin dekat dengan pemilih, maka biaya politik akan murah," kata Burhanuddin.

Melihat fakta itu, Burhanuddin menilai parpol berkontribusi kepada fenomena maraknya politik uang. Jika tidak segera diatasi, dikhawatirkan angka kedekatan publik terhadap parpol bakal terus merosot dan politik uang semakin tinggi mendekati pemilu 2014.

Jika itu terjadi, tambahnya, kualitas wakil rakyat periode mendatang akan semakin buruk. Caleg tanpa kompetensi bisa terpilih asalkan memiliki modal besar.

"Jika parpol tidak berbenah, maka pemilik makin menjauhi parpol dan biaya politik makin mahal. Pemilih cenderung memakai pendekatan transaksional dengan parpol," pungkas Burhanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com