JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden 2014 bukan hanya berasal dari pendukung PDI Perjuangan. Pendukung Jokowi juga berasal dari massa parpol lain. Hal tersebut terlihat dalam survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis di Jakarta, Minggu (1/11/2013).
Dalam survei CSIS, pendukung Jokowi terbesar masih datang dari massa PDIP. Sebanyak 63,6 persen massa PDIP mendukung Jokowi sebagai capres. Dukungan lain datang dari Partai Demokrat. Sebanyak 42,7 persen massa pendukung partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu memilih Jokowi sebagai presiden.
"Kekecewaan publik terhadap Partai Demokrat yang kinerjanya menurun dan kadernya banyak tesandung kasus korupsi membuat hampir setengah pemilih Demokrat mendukung Jokowi," kata Peneliti CSIS Philips J Vermonte saat memaparkan hasil rilis.
Massa pendukung Partai Golkar, menurut CSIS, tak seluruhnya mendukung Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres. Sebanyak 22,7 persen massa Golkar memilih mendukung Jokowi.
Begitu pula dengan massa Partai Gerindra. Sebanyak 20,6 persen massa pendukung Gerindra lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo Subianto.
"Jadi pendukung Jokowi ini lintas partai. Ini sebelumnya tidak pernah terjadi," kata Philips.
Fenomena menarik lainnya, lanjut Philips, dukungan Jokowi dari massa PDI-P jauh diatas Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri. Megawati hanya mendapat dukungan sebanyak 10,7 persen dari massa PDIP.
"Jika melihat ini, harusnya Megawati berpikir ulang untuk kembali mencalonkan diri di 2014. Lebih baik relakan saja Jokowi yang menjadi capres," pungkasnya.
Menurut CSIS, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.180 responden di 33 provinsi. Survei berlangsung dari tanggal 13-20 November 2013 dengan margin of error 2,85 persen pada confidence level 95 persen.
Seperti diketahui, PDIP belum menetapkan capres. Penetapan capres-cawapres berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hanya, Megawati kerap tampil bersama dan memuji Jokowi. Adapun Jokowi tak pernah mau mengomentari mengenai pencapresan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.