Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Instruksikan BNPB Bantu Korban Topan Haiyan di Filipina

Kompas.com - 10/11/2013, 11:09 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Angin topan Haiyan yang menghantam Filipina dan menyebabkan ribuan orang meninggal dunia mengundang rasa prihatin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Atas dasar itu, Presiden memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan koordinasi dengan Filipina guna pemberian bantuan dari Indonesia.

Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, mengatakan, instruksi Presiden tersebut disampaikan langsung kepada Kepala BNPB Syamsul Maarif dalam rapat yang digelar seusai upacara peringatan Hari Pahlawan, di TMP Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2013. Oleh Presiden SBY, Kepala BNPB diminta menentukan langkah pemberian bantuan dengan kapasitas sebagai negara yang bersahabat dengan Filipina.

"Pak SBY prihatin dengan bencana yang terjadi di Filipina, kita upayakan bantuan kemanusiaan dan prosesnya ada di bawah BNPB dan Kemenlu," kata Julian, Minggu siang, di Kalibata, Jakarta.

Setelah rapat hari ini, kata Julian, BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Filipina. Koordinasi dilakukan untuk menentukan bantuan yang akan diberikan pada negara tersebut.

"Ini situasi sulit bagi Filipina. Koordinasi dengan Filipina supaya tahu apa yang dibutuhkan," ujarnya.

Untuk diketahui, salah satu topan terkuat yang menghantam Filipina, topan Haiyan, diperkirakan menewaskan sedikitnya 1.200 orang. Demikian Palang Merah setempat mengatakan, Sabtu (9/11/2013), saat tim penyelamat mencapai sebuah kota yang hancur seperti dihantam tsunami.

Supertopan Haiyan yang menghantam Filipina pada Jumat (8/11/2013) itu berkecepatan 315 kilometer per jam. Angin secepat itu menghasilkan ombak setinggi tiga meter yang menyapu kota-kota pesisir bahkan hingga ke pedalaman.

Setiap tahun, sekitar 20 angin topan, beberapa di antaranya sangat mematikan, menghantam Filipina dari arah Samudera Pasifik. Pada 2012, topan terkuat yang menghantam Filipina adalah Bopha yang mengakibatkan tak kurang dari 2.000 orang tewas atau hilang di Pulau Mindanao.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com