"Jadi Menhan Australia akan datang besok (Kamis), nanti kita atur preskon pada Jumat pagi," katanya di kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka, Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Purnomo enggan berbicara lebih jauh terkait penyadapan yang dilakukan terhadap Pemerintah Indonesia. Meski begitu, ia menyatakan bahwa dirinya akan memberikan reaksi keras apabila Australia benar melakukan penyadapan. Namun, ia enggan mengungkapkan bentuk reaksi keras yang dimaksud.
"Kita tidak bisa beranda-andai. Besok kita pastikan ke Menhan Australia," kilahnya.
Spionase AS dan Australia
Terkuaknya skandal penyadapan komunikasi oleh badan intelijen Amerika Serikat terus meluas. Bukan hanya negara-negara sekutu di Eropa yang menjadi sasaran, melainkan juga beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia. Australia, salah satu sekutu dekat AS, turut menyadap Indonesia.
Laporan terbaru yang diturunkan laman harian Sydney Morning Herald (www.smh.com.au ) pada Kamis (31/10/2013) dini hari waktu setempat, atau Rabu malam WIB, menyebutkan, kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta turut menjadi lokasi penyadapan sinyal elektronik. Surat kabar tersebut mengutip dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang dimuat di majalah Jerman, Der Spiegel.
Dokumen itu dilaporkan jelas-jelas menyebut Direktorat Sinyal Pertahanan Australia (DSD) mengoperasikan fasilitas program Stateroom. Itu adalah nama sandi program penyadapan sinyal radio, telekomunikasi, dan lalu lintas internet yang digelar AS dan para mitranya yang tergabung dalam jaringan "Lima Mata", yakni Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.