Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Tes DNA, BNN Ambil Sampel Darah Akil 3 cc

Kompas.com - 21/10/2013, 17:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengambil contoh DNA Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar yang berupa darah sebanyak 3 cc. Sampel DNA Akil ini akan dibandingkan dengan DNA yang ditemukan dalam ganja yang disita dari ruangan Akil beberapa waktu lalu.

Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar (Pol) Sumirat Dwiyanto mengatakan, jika DNA Akil cocok dengan DNA yang tertinggal pada ganja, dapat dipastikan bahwa Akil pernah bersentuhan dengan barang haram tersebut.

“Kalau cocok, yang pasti pernah bersentuhan dengan barang tersebut,” kata Sumirat di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (21/10/2013) seusai mengambil contoh DNA Akil yang ditahan di Rumah Tahanan KPK.

Akil ditahan dalam kapasitasnya sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan suap sengketa pemilihan kepala daerah. Sumirat juga mengatakan, tes DNA ini diperlukan untuk melihat siapa pemilik ganja dan sabu yang ditemukan di ruangan Akil tersebut.

Akil menjadi orang pertama yang dicocokkan DNA-nya karena ganja tersebut ditemukan di ruangan Akil. Menurut Sumirat, diperlukan waktu paling lambat tiga hari untuk mendapatkan hasil tes DNA ini.

“Yang pasti hari ini kita serahkan kepada laboratorium DNA ke Pusdokes Mabes Polri, informasinya kalau dari darah segar itu kurang lebih dua atau tiga hari sudah didapatkan hasilnya, “ ujarnya.

Sumirat melanjutkan, jika Akil terbukti menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, maka secara undang-undang, dia harus menjalani rehabilitasi. Sebelumnya BNN telah melakukan uji laboratorium terhadap urin dan rambut Akil. Hasil uji urin dan rambut tersebut menunjukkan bahwa Akil negatif menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com