Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Tak Memuji atau Mengkritik, Anda Tak Melakukan Apa Pun

Kompas.com - 09/10/2013, 11:46 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengajak masyarakat Indonesia untuk merasa memiliki masalah bangsa. Setelah merasa memiliki masalah bangsa, kata Anies, masyarakat juga harus terlibat dalam menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama.

"Anda memilih (pemimpin). Anda bayar pajak. Setelah itu, Anda kalau tidak memuji atau mengkritik, Anda tidak melakukan apa pun," kata Anies di Ballroom Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Menurut Anies, pandangan sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung menyerahkan seluruh masalah kepada pemimpinnya. Proses transfer masalah bangsa dalam pikiran pemimpin ke pikiran masyarakat inilah yang menjadi tantangan. Padahal, menurut Anies, Indonesia sudah memiliki konsep modal sosial yang disebut dengan "gotong royong".

"Para pendiri bangsa dulu tidak bilang, this is your problem, this is your problem, and I will solve your problems. Tapi, mereka membangun visi, cita-cita, ayo kita bergerak bareng-bareng," tuturnya.

Dengan semangat inilah, Anies membentuk program Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar, kata Anies, tidak dibuat untuk menyelesaikan semua masalah pendidikan. Indonesia mengajar berupaya mengoptimalkan modal sosial yang ada di masyarakat.

Selain itu, Anies juga mengkritik virus pesimisme yang menjangkiti pikiran sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Anies, virus tersebut tidak hanya ditemukan di warteg, tapi juga sering ditemukan di hotel-hotel mewah.

"Kalau bicara Indonesia di hotel bintang lima, yang mewah dan sejuk, kok yang dibicarakan yang jelek-jelek mulu, yang negatif melulu," katanya.

Semangat ini juga yang melatarbelakangi Anies untuk terlibat dalam konvensi calon presiden yang diselenggarakan Partai Demokrat. Baginya, kalah menang dalam pertarungan tersebut bukanlah masalah. Berjuang dengan mengambil risiko dan mendapat kritik, kata Anis, lebih baik daripada tidak berbuat apa-apa.

"I may lose, I may win, tetapi saya tidak menyerah. I will fight untuk menantang mereka. I will take this responsibility, saya lebih takut ketika saya diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan ketika saya memiliki kesempatan saya tidak mengambilnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com