Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Tunjuk Pieter C Zulkifli Jadi Ketua Komisi III

Kompas.com - 07/10/2013, 16:01 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Fraksi Partai Demokrat akhirnya menunjuk Pieter C Zulkifli Simabuae sebagai Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat. Surat penunjukan Pieter telah disampaikan Fraksi Demokrat kepada Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Senin (7/10/2013) sore.

"Jadi, yang akan mengganti Ruhut untuk ditetapkan jadi Ketua Komisi III adalah Pieter Zulkifli," kata Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya seusai menyerahkan surat penunjukan Pieter kepada Priyo.

Riefky menjelaskan, sejumlah alasan yang mendasari fraksinya menunjuk Pieter adalah karena anggota Komisi II tersebut pernah menjadi anggota Komisi III, bergelar doktor, dan memiliki kapasitas yang mumpuni. Pieter diyakini mampu memimpin Komisi III dan berkolaborasi dengan seluruh anggota komisi tersebut.

Keputusan itu, lanjut Riefky, diambil setelah dilakukan komunikasi intens dengan Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf. Namun, karena Nurhayati sedang berada di luar negeri, surat penunjukan Pieter ditandatangani oleh Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat Ramadhan Pohan, dan Riefky.

"Mari kita beri kesempatan, masing-masing dari kita banyak kekurangan, kita minta didukung," ujarnya.

Saat bertemu Priyo, Riefky secara langsung meminta agar waktu penetapan Pieter sebagai Ketua Komisi III segera ditetapkan. Salah satu alasannya adalah karena banyaknya tugas komisi tersebut yang harus diselesaikan dan polemik yang terjadi tak perlu terjadi kembali.

"Tadi Pak Priyo minta (ditetapkan) sore ini, tapi kita lihat perkembangan. Inginnya sebelum Pak Priyo berangkat naik haji, besok kan Pak Priyo berangkat (ibadah haji)," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, drama pencalonan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III DPR akhirnya berakhir. Ruhut menyatakan mundur karena merasa besarnya penolakan anggota Komisi III DPR.

Sambil menitikkan air mata, ia mengaku tak pernah mengejar jabatan. Ruhut mengatakan, partainya tidak menghendaki voting yang sudah ditetapkan oleh pimpinan rapat, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Oleh karena itu, Ruhut pun mengajukan mundur agar tidak dilakukan voting.

Pengunduran diri Ruhut ini pun langsung mendapat sambutan dari Komisi III DPR. Priyo juga memuji langkah Ruhut. Seluruh anggota Komisi III DPR sepakat menyetujui pengunduran diri Ruhut.

Ruhut ditunjuk oleh Fraksi Demokrat menjadi Ketua Komisi III menggantikan Gede Pasek Suardika yang juga berasal dari Fraksi Demokrat. Namun, hal tersebut ditolak sebagian anggota Komisi III sehingga pelantikannya tertunda.

Dalam rapat pelantikan Ruhut sebagai Ketua Komisi III, Rabu (25/9/2013) lalu, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra, Desmond Mahesa, mengatakan, Komisi III bakal menjadi komisi badut jika dipimpin Ruhut. Ia juga mengungkit masalah rumah tangga Ruhut yang sempat diadukan oleh istri pertamanya, Anna, ke Badan Kehormatan DPR pada tahun 2011 silam. Saat itu, Ruhut diadukan Anna karena tidak mengakui sang anak dan mengatakan hubungannya dengan Ruhut sebagai teman "kumpul kebo".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com