Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Tertangkap Tangan, Enggak "Ngaku", Menampar Lagi...

Kompas.com - 04/10/2013, 12:17 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengaku tak habis pikir dengan sikap yang ditunjukkan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar setelah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Akil ditangkap KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan, Rabu (2/10/2013) malam, atas dugaan menerima suap terkait sengketa pilkada yang tengah ditangani MK.

Marzuki heran, Akil masih membantah temuan KPK terkait dugaan suapnya. Ditambah lagi, tindakannya menampar wartawan saat diajukan pertanyaan. 

"Sudah bersalah, tangkap tangan, masih tidak mengaku, nampar lagi! Biarlah rakyat yang menilainya," ujar Marzuki, Jumat (4/10/2013).

Marzuki meminta agar KPK menjatuhkan hukuman lebih berat bagi Akil. Hukuman lebih berat, sebut Marzuki, pantas didapat Akil karena dia adalah aparat penegak hukum.

Ditampar

Seorang wartawan mendapat tamparan dari Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, Kamis (3/10/2013) malam. Insiden bermula ketika wartawan itu menanyakan kepada Akil soal wacana potong jari untuk para koruptor. Wacana itu dilontarkan Akil jauh hari sebelum dia ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (2/10/2013) malam dengan tuduhan menerima suap. Sang wartawan, Oktavian Surya Dewangga, mengaku terkejut ketika tangan Akil tiba-tiba melayang di pipi kirinya.

"Saya yakin dia marah," kata Okta.

Okta mengatakan, hanya bertanya apakah Akil siap menjalani potong jari bila terbukti melakukan korupsi. Pertanyaan itu dia lontarkan saat Akil keluar dari Gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan dan digelandang ke rumah tahanan KPK.

"Dulu Bapak pernah bilang, koruptor harus hukum potong jari biar jera. Nah, kalau Bapak terbukti korupsi, siap potong jari?" tanya Okta kepada Akil.

Mendengar pertanyaan itu, menurutnya, Akil tampak terkejut. Akil terlihat melotot kemudian melayangkan tangannya ke wajah Okta.

"Dia melotot, terus tangannya melayang," tutur Okta.

Namun, tamparan Akil ini tidak dirasa sakit. Okta mengaku tidak merasa perih di pipinya karena ditampar Akil. Dia mengaku hanya terkejut.

"Enggak sakit, lebih ke kaget. Karena dia melotot, saya pikir tamparannya akan keras," ucapnya.

Untuk diketahui, hukuman potong jari untuk koruptor ini pernah diusulkan Akil sebagai tanggapan atas maraknya kasus korupsi di Indonesia. Ketika itu, Akil menilai bahwa koruptor perlu diberi hukuman kombinasi antara pemiskinan dan pemotongan salah satu jari tangan. Ia beranggapan, penjara dan pembayaran denda tak ampuh memberikan efek jera kepada koruptor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inklusivitas Gender Jadi Pembahasan Pansel Capim KPK

Inklusivitas Gender Jadi Pembahasan Pansel Capim KPK

Nasional
Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com