Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Sepak Terjang Akil Mochtar di Media Sosial

Kompas.com - 04/10/2013, 09:53 WIB

KOMPAS.com — Media sosial seperti pedang bermata dua. Di satu sisi mampu memberikan informasi cepat, bahkan dini, seperti soal dugaan praktik suap. Di sisi lain, dia juga memberikan peringatan kepada pengguna media sosial agar berhati-hati. Jika Akil Mochtar meyakini hal ini, bisa-bisa dia tak tertangkap KPK. Namun, Akil ditangkap. Dalam dua hari terakhir, percakapan di media sosial didominasi soal Akil.

Setidaknya ada 21.029 percakapan yang spesifik membicarakan Akil. Selain merekam kemarahan publik atas terbongkarnya kasus ini, ditemukan pula arsip percakapan yang memberikan peringatan akan sepak terjang Akil. Jika Refly Harun memberikan peringatan dugaan suap di Mahkamah Konstitusi tiga tahun lalu, akun Joko, @joko91428420, di Twitter memberikan peringatan sejak Mei lalu.

Direktur PoliticaWave Yose Rizal dalam analisisnya untuk Kompas, Kamis (3/10/2013), mengatakan, percakapan tentang penangkapan Akil melibatkan setidaknya 9.151 netizen (warga pengguna internet). ”Jangkauan akun yang terpapar pembicaraan mencapai 37.694.815 warga,” kata Yose.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar meninggalkan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi seusai menjalani pemeriksaan, Kamis (3/10). Akil tertangkap tangan menerima suap dan menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap sengketa pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Lebak, Banten dan Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Kasus itu juga ”mengorbitkan” tokoh lain yang banyak dibicarakan atau ikut membicarakan kasus Akil, seperti mantan ketua MK dari dua periode sebelumnya, yakni Mahfud MD dan Jimly Asshiddiqie.

Hal mengejutkan, kasus ini menaikkan pamor Joko, pemilik akun @joko91428420. Joko sering dirujuk karena pada Mei dan Agustus lalu sudah menyebut Akil sebagai biang masalah. Huruf kapital selalu digunakannya untuk bersuara. Mungkin sebagai tanda sedang marah.

Akil Mochtar Ketua MK biang kerok belum diputusnya gugatan UU Kaltara, karena sudah disuap...,” begitu Joko melempar tuduhan di Twitter.

Joko kembali melempar tuduhan di Twitter, 6 Agustus lalu, ”Akil Mochtar Ketua MK minta duit 2 miliar kepada penggugat UU Kaltara kalau mau cepat diputus, KPK harusnya segera menangkap Akil Mochtar.”

Secara spesifik, Joko juga minta KPK menyadap telepon Akil. ”@akilmochtar KPK tolong disadap HP Ketua MK, dia sering teleponan dengan pejabat di Kaltim, miliaran duit Kaltim sudah masuk kantong Akil,” tulis Joko, 1 Oktober.

Kemarahan publik juga terekam dalam percakapan di media sosial. Ada yang minta potong jari Akil karena yang bersangkutan pernah mengusulkan hukuman potong jari untuk koruptor, juga hukuman mati untuk Akil.

Percakapan yang paling banyak dipancarkan ulang di media sosial adalah ujaran Mahfud MD, ”Inginnya saya tak percaya Pak Akil Mochtar tertangkap KPK. Tapi itu ternyata nyata. Tak percaya tapi itu nyata. Demikian petikan lagu Bing.”

Menggelegar. Mengejutkan. Membiasakan juga akhirnya. (Amir Sodikin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com