Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Pernyataan Amien Rais soal Jokowi, Itu Edukasi Politik

Kompas.com - 26/09/2013, 10:30 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan cercaan menerpa tokoh politik senior dari Partai Amanat Nasional, Amien Rais, menyusul pernyataannya soal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Dalam kuliah umum di Universitas Diponegoro, Selasa (24/9/2013), dia menyamakan Jokowi dengan mantan presiden Filipina Joseph Estrada. Kesamaannya, dipilih karena populer. Apa penjelasan PAN atas pernyataan ini?

"Pak Amien sama sekali tidak bermaksud menyerang Jokowi secara pribadi," tegas Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Dradjad Wibowo, Kamis (26/9/2013). Menurut dia, maksud Amien membuat pernyataan itu adalah mengingatkan agar rakyat memilih pemimpin bukan berdasarkan popularitas yang emosional saja.

"(Memilih pemimpin) juga harus mempertimbangkan gagasan, visi, kepemimpinan, dan integritas dari calon pemimpin," lanjut Dradjad. Tentu, ujar dia, untuk bisa dipilih seseorang harus populer dulu. Namun, popularitas ini jangan sampai sekadar emosional.

"(Harus popularitas) yang lebih substantif setelah melihat gagasan, visi, kepemimpinan, dan integritas calon pemimpin tersebut," papar Dradjad. Dia pun mengatakan kapasitas Amien saat membuat pernyataan itu adalah sebagai profesor ilmu politik.

"Beliau terpanggil untuk memberikan edukasi politik agar demokrasi kita lebih mengedepankan gagasan dan hal-hal substantif ketimbang popularitas emosional," tutur Dradjad. Di sisi lain, lanjut dia, kritik Amien dapat dilihat pula sebagai cambuk bagi Jokowi untuk menunjukkan gagasan, visi, kepemimpinan, dan integritas.

Dalam kuliah umum di Universitas Diponegoro, Amien mengatakan Estrada yang terpilih karena populer berdasarkan latar belakangnya sebagai bintang film, akhirnya hanya dapat memimpin negeri itu selama beberapa bulan. Kepemimpinan Estrada berakhir dengan kudeta yang menggulingkannya, dan digantikan Gloria Macapagal Arroyo.

Amien pun mengatakan, dia berharap Indonesia tidak memilih Jokowi sebagai presiden hanya karena popularitasnya. "Jokowi memang tak separah Joseph Estrada. Tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," tegas Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional ini.

Baca juga:
PAN: Kita Punya Pengalaman Pilih Pemimpin yang Populer Saja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com