"Masih dalam penyempurnaan surat dakwaan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Setia Untung Arimuladi, melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Selasa (24/9/2013).
Seperti diketahui, Polda Papua telah melimpahkan berkas perkara Labora Sitorus ke Kejati Papua, Selasa (17/9/2013) lalu. Pelimpahan berkas tersebut menyusul pernyataan Kejati Papua bahwa berkas Labora Sitorus lengkap (P21).
Adapun ada tiga berkas kasus yang telah dinyatakan P21 dan dilimpahkan oleh Polda Papua. Ketiga kasus itu adalah kasus dugaan tindak pidana pencucian uang, illegal logging, dan penimbunan bahan bakar minyak.
Sementara itu, Kejagung tidak dapat memastikan kapan penyusunan rendak itu akan selesai. Meski demikian, Untung mengatakan, Kejati Papua akan segera menyelesaikan penyusunan tersebut sehingga kasus ini dapat segera disidangkan di pengadilan.
"Secepatnya, Mas," ujar Untung singkat.
Labora merupakan tersangka kasus dugaan bisnis BBM ilegal dan kayu ilegal serta tersangka dugaan tindak pidana pencucian uang. Anggota Polri dilarang berbisnis seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Polri.
Kasus Labora mencuat setelah adanya laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening mencurigakan yang disebut senilai Rp 1,5 triliun miliknya. Laporan yang dikirim oleh PPATK itu merupakan akumulasi transaksi Labora dari tahun 2007 hingga 2012.
Setelah diselidiki, rekening Labora ternyata terkait dua perusahaan, yaitu PT Seno Adi Wijaya yang bergerak di bahan bakar minyak (BBM) dan PT Rotua yang bergerak di bidang kayu. Labora mengaku memiliki usaha di bidang migas dan kayu. Namun, menurut dia, bisnis itu legal.
PT Rotua dan PT Seno Adi Wijaya dibeli oleh istri Labora tak lebih dari sepuluh tahun lalu. Jajaran direksi perusahaan itu ditempati oleh orang-orang dari dalam keluarga besarnya. Istri Labora menjadi komisaris, adik iparnya menjadi direktur, dan kepemilikan saham dibagi juga kepada dua anaknya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.