Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Capres di Media Sosial

Kompas.com - 23/09/2013, 09:23 WIB

KOMPAS.com - Di negeri maya, jangan coba bermimpi menjadi presiden pemimpin mereka jika pengikut di Twitter atau jumlah tayang video Anda di Youtube hanya ratusan orang. Di negeri maya, Anda juga harus siap di-bully warga internet atau netizen jika dianggapnya jauh dari idealisme khas mereka.

Fenomena itu mulai menimpa para peserta Konvensi Pemilihan Calon Presiden dari Partai Demokrat. Perang di media sosial tak terelakkan. Media sosial, seperti Twitter, Youtube, dan Facebook, menjadi senjata termurah untuk mendongkrak popularitas. Twitter menjadi media terlaris.

Jika peserta konvensi disaring dengan jumlah pengikut Twitter-nya di atas 100.000, hanya tersisa empat peserta. Mereka adalah Dahlan Iskan (628.594 pengikut), Anies Baswedan (292.970 pengikut), Dino Patti Djalal (175.053 pengikut), dan Marzuki Alie (127.162). Walaupun pengikut Gita Wirjawan di bawah 100.000, yaitu 44.855 pengikut, di dunia media sosial gencar dibicarakan.

Data Politicawave, tiga besar calon yang paling banyak dibicarakan netizen adalah Dahlan Iskan (8,4 persen), Gita Wirjawan (5 persen), dan Anies Baswedan (4,6 persen).

”Jumlah pembicaraan lumayan besar. Namun, ketika memasukkan calon lain, yaitu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), data langsung jomplang. Lebih dari 50 persen percakapan tentang Jokowi,” kata Direktur Politicawave Yose Rizal.

Dari peserta konvensi Partai Demokrat, yang tampak sengaja berkampanye di sosial media adalah Anies Baswedan dan Marzuki Alie. Keduanya, antara lain, memasang video pidato mereka di konvensi Demokrat.

Tim Anies tampaknya amat sadar untuk berkampanye di Youtube, dengan menyiapkan berbagai video di media itu.

Di Youtube juga ditemukan video yang menampilkan sosok Dino Patti Djalal dan Gita Wirjawan di berbagai liputan televisi atau saat berpidato di berbagai forum internasional.

Dua sisi

Kampanye di media sosial bisa dimanfaatkan untuk memupuk citra positif, tetapi juga dapat memukul balik. Anies Baswedan sudah menuai dua hal ini.

Di Youtube, misalnya, pengguna akun Adi Prasetya memberi komentar pidato Anies, ”Subhanallah. Begitu cerdas dan tenang dalam penyampaiannya. Semoga kelak mampu membawa amanah bangsa ini.” ”World Class Speech,” kata Edi Supriyanto.

Namun, seseorang yang menggunakan akun Cak Nur Lover membuat tulisan di Kompasiana berjudul, ”Menguak Kedok Kelam Anies Baswedan”. Akun bernama Suratno segera menjawabnya dengan tulisan ”Anies Baswedan dan Paramadina”.

Di era banjir informasi, perang seperti itu tak terhindarkan lagi. Beruntung dalam kasus itu Anies memiliki ”pengikut” yang dengan sukarela menghadang isu-isu negatif. Keadaan ini berbeda dengan Marzuki Alie yang tampaknya belum menurunkan timnya untuk mengatasi hal serupa.

Padahal, di Youtube, pidato Marzuki Alie juga dikerjain pengunjung. ”Monoton khas pejabat yang tidak merakyat,” komentar Rahiyat Geno.

Kritik juga diterima Pramono Edhie Wibowo. ”Kalau di kartun-kartun, narasi kaya gini adalah nada pidato raja penjahat untuk menguasai dunia,” kata pemilik akun Bob Singadikrama tentang pidato Pramono Edhie.

Namun, ada juga pengkritik yang sekadar meninggalkan jejak sentimen negatif bagi Partai Demokrat. ”Enggak minat aku capres dari Demokrat,” kata Rudi Anto.

Di atas semuanya, Pandji Pragiwaksono di situs pribadinya, www.pandji.com, menulis, ”Saya mau punya presiden yang kalau ditanya orang, ’Siapa sih...?’ saya bisa jawab ’Googling aja namanya atau lihat di Youtube,’ karena saya begitu yakin calon saya punya track record yang jelas dan bersih.” (AMIR SODIKIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com