Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Bantah Tutupi Penyelidikan Kasus Aipda Sukardi

Kompas.com - 22/09/2013, 08:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak peristiwa penembakan terhadap Aipda (anumerta) Sukardi, Selasa (10/9/2013) lalu, polisi masih belum mengungkap siapa pelaku penembakan tersebut. Polri pun membantah ada upaya untuk menutupi kejelasan kasus ini dari masyarakat.

"Buat apa kita tutup-tutupi. Seperti penyekapan di Taman Sari kemarin, jelas pelakunya oknum TNI Angkatan Laut, dan setelah kita lakukan penyelidikan benar itu dilakukan oleh oknum TNI," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie, Sabtu (21/9/2013).

Ia pun mencontohkan, seperti dalam kasus penembakan tiga anggota kepolisian di wilayah Tangerang Selatan beberapa waktu lalu, pihaknya dapat segera mengungkap identitas pelaku lantaran ada barang bukti penting yang ditinggalkan pelaku.

Barang bukti itulah yang akhirnya oleh penyidik ditelusuri sehingga didapatlah pelaku penembakan dan berasal dari manakah kelompok pelaku tersebut. "Tiga kasus sebelumnya ada bukti sepeda motor yang akan mengarah kedua pelaku," katanya.

Ronny mengaku, pengungkapan kasus penembakan polisi oleh orang tak dikenal bukanlah perkara mudah.

Meski beberapa waktu lalu Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Wakapolri Komjen Pol Oegroseno sempat mengungkap jenis kaliber peluru yang digunakan pelaku penembak Sukardi, sampai saat ini proses penyelidikan terhadap jenis kaliber peluru masih terus dilakukan.

Ia menambahkan, meski banyak desakan dari sejumlah pengamat agar kasus ini dapat segera diungkap, menurutnya hal itu tidak dapat dilakukan. Pasalnya, kata dia, Polri tak bisa hanya bekerja berdasarkan asumsi tanpa ada fakta hukum yang jelas.

"Kaliber peluru masih diselidiki. Karena kuta kan harus mencocokan dengan peluru pabrikan untuk mengetahui jenis kaliber yang digunakan," ujarnya.

Aipda Sukardi tewas ditembak oleh orang tak dikenal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa waktu lalu. Sejumlah pengamat menilai, penembakan Sukardi terkait persoalan persaingan bisnis jasa pengawalan.

Namun, ada pula pengamat menilai, penembakan Sukardi dilakukan oleh profesional melihat modus yang digunakan pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com