Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo, Jangan Diam Hadapi Intoleransi!

Kompas.com - 17/09/2013, 16:32 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat diminta tidak diam atau hanya menerima ketika melihat atau mengalami tindakan intoleransi. Masyarakat harus meluruskan agar intoleransi tidak berkembang hingga akhirnya menjadi konflik.

"Jangan kita diam. Mari kita bicara di kalangan kita masing-masing," kata Guru Besar IAIN Syarif Hidayatullah Musdah Mulia saat diskusi Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantapan Harmonisasi yang digelar Kementerian Koordinator Polhukam di Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Musdah mengatakan, hanya karena takut dicibir, masyarakat terkadang diam ketika tahu adanya intoleransi di lingkungannya. Musdah bercerita ketika anaknya diajarkan intoleransi oleh seorang guru di sekolah. Ia langsung membicarakannya dengan kepala sekolah. Ketika dikonfirmasi, si guru pun berkilah tidak serius mengucapkannya.

Musdah menambahkan, tidak hanya di sekolah, intoleransi bahkan sudah diajarkan di pendidikan anak usia dini (PAUD) akibat banyak tenaga pengajar yang tidak berkualitas. Hal itu akan menjadi masalah serius pada masa depan.

Musdah juga menyinggung banyaknya konflik berlatar belakang agama di daerah. Laporan yang diterimanya, sebagian konflik itu sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu, khususnya menjelang pemilu kepala daerah. "Agama paling mudah digunakan untuk kepentingan apa pun," ucapnya.

Musdah berharap pemerintah, khususnya penegak hukum, tidak lagi melakukan pembiaran terhadap setiap intoleransi. Jangan ada tindakan kekerasan terhadap kelompok minoritas seperti yang terjadi di Sampang, Madura. Kelompok minoritas yang menjadi korban, yakni warga Syiah, justru diungsikan.

"Penegakan hukum harus berjalan. Siapa yang salah harus dihukum. Sekarang ini yang teraniaya malah disingkirkan," pungkas Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace itu.

Plt Deputi Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam Arif Moekiat menyoroti peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di tengah maraknya konflik berlatar belakang agama. Peran FKUB yang berisi para tokoh agama dan jajaran pemerintah sangat penting untuk menyebarkan nilai-nilai pluralisme.

Ketika terjadi konflik, tambah dia, FKUB bisa menjadi penyejuk sehingga konflik tidak meluas. Ia memberi contoh peran FKUB di Wonosobo, Jawa Tengah, yang memberi ruang dialog dengan semua pemeluk agama dan keyakinan.

"Kepemimpinan bupati dan kepala daerah juga bisa bersinergi dengan aparat keamanan, aparat pemda. Yang menarik, sudah ada generasi muda FKUB di Wonosobo," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com