Namun, Zubaidi belum dapat menjelaskan secara rinci tentang sakit yang diderita empat anggota jemaah tersebut.

”Saya masih rapat di DPR membahas rencana anggaran 2014. Namun, kalau sudah dirujuk ke rumah sakit, biasanya penyakitnya sudah cukup serius dan tak bisa ditangani di BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia),” katanya pada Jumat (13/9/2013) malam.

Selain keempat anggota jemaah itu, ada 64 anggota jemaah yang rawat jalan dari dokter kloter, yang terdiri dari 26 laki-laki dan 38 perempuan.

Zubaidi juga mengungkapkan, ada 15 anggota jemaah yang mendapat perawatan seperlunya di BPHI. Setelah itu, semuanya melanjutkan perjalanan ke Madinah. ”Yang mendapat perawatan secukupnya itu karena kelelahan,” katanya.

Armina

Media Center Haji mengungkapkan, pada penyelenggaraan haji tahun 1434 Hijriah/2013 ini, penyajian makanan secara prasmanan di padang Arafah dan Mina ditiadakan. Sebagai gantinya, jemaah haji akan mendapat makanan kotak.

Langkah tersebut, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Cepi Surapriatna, bertujuan memudahkan pelayanan terhadap jemaah haji.

”Setelah mempertimbangkan banyak hal, kami meniadakan prasmanan. Menteri Agama juga sudah setuju. Menteri tidak keberatan jika selama di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina), jemaah diberikan nasi kotak, tetapi harus dijamin makanan itu tidak basi,” ujar Cepi

Namun, Cepi mengingatkan kepada jemaah agar jangan menyimpan makanan kotak itu. Pasalnya, dengan kondisi cuaca di Arafah dan Mina yang sangat panas, makanan akan cepat basi.

”Kalau makan makanan basi, jemaah bisa kena diare. Kalau sudah terganggu diare, pasti akan mengganggu aktivitas ibadah, terlebih lagi saat melaksanakan wukuf di Arafah,” kata Cepi.

Mengenai virus corona yang dikhawatirkan menyerang jemaah calon haji, Cepi meminta petugas haji waspada.

”Jangan terlalu takut, tetapi juga jangan menyepelekan. Petugas harus memberi contoh pola hidup bersih dan sehat, demi mencegah terjangkitnya virus. Kalau petugasnya saja sembrono terhadap pola hidup bersih dan sehat, ya bagaimana bisa memotivasi jemaah kita,” ujarnya.

Direktur Pembinaan Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Ahmad Kartono juga mengingatkan petugas haji untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah.

Tahun ini, menurut Kartono, pemerintah memberangkatkan 414 petugas haji. Dengan rincian, 249 petugas dari Kementerian Agama dan 165 orang dari Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, kondisi Masjidil Haram saat ini direnovasi. Perbaikan yang dilakukan di Masjidil Haram menyebabkan terbatasnya ruang gerak jemaah dan petugas haji. Pasalnya, renovasi ini membuat 60 persen area tawaf menjadi sempit.

”Jadi sangat rentan terjadi berdesakan antarjemaah dan terpencar dari rombongannya,” ujar Kartono. (RTS/MAM)