Usaha mendewasakan anak oleh bapak dan ibu mungkin dapat disimpulkan, seperti kata Shannon, dalam satu ungkapan: ”individualitas”, yaitu to be who he or she is dengan segala kekuatan dan ragam personalitas serta distingsi latar belakangnya. Sudah tentu semakin tinggi budi dan kesadaran orangtua, semakin koheren nilai-nilai dari keluarga, semakin memudahkan anak-anak mengembangkan individualitas dan menjauhi individualisme.
Memperadabkan anak diawali dengan pengakuan adanya batasan-batasan. Apabila anak perlu belajar menjadi dewasa, dia harus mulai dengan menghargai orang-orang dewasa yang paling dikenalnya, yaitu bapak-ibu dan kakek-neneknya. Dengan belajar mematuhi bapak-ibunya, anak punya kebebasan dalam batas-batas pasti yang disiapkan orangtuanya dalam menemukan identitasnya sendiri. Dengan belajar menghargai hak-hak orang lain, anak menjadi percaya diri untuk mengklaim hak-haknya sendiri.
Nilai-nilai yang relevan
Lalu, nilai-nilai apa yang relevan bagi kehidupan mendatang, di dunia masa depan? Kita dapat menjawabnya dengan membayangkan anak-anak selaku orang-orang yang menjelang dewasa, dan bertanya lebih banyak rangkaian persoalan pribadi tentang mereka.
Rangkaian persoalan tersebut adalah apakah mereka menuturkan kepada sesamanya dan kepada diri mereka sendiri? Apakah mereka melaksanakan bagian dari tugas mereka dalam karya kolektif yang harus dikerjakan bersama-sama? Apakah mereka sanggup mengartikulasikan dan menyalurkan naluri agresif mereka?
Rangkaian persoalan pribadi mereka yang lain, yang juga perlu ditanyakan adalah apakah mereka mampu menunjukkan kelemahlembutan dan welas asih kepada orang-orang lain? Apakah kepada mereka orang dengan pasti dapat memercayakan uang, kerja, dan tanggung jawab mengenai kesejahteraan orang lain? Lalu, apakah mereka memanfaatkan talenta khas mereka sendiri untuk kebaikan bersama?
Setiap bapak dan ibu patut tahu jawaban yang ingin mereka berikan terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jika ada kesepakatan tentang tujuan yang perlu diraih, tentu tidak akan ada penolakan yang mendasar terhadap nilai-nilai. Bagaimana seorang anak tumbuh menjadi dewasa bergantung—sebagian—pada keturunan. Namun, hal ini untuk sebagian terbesar bergantung pada sejauh mana orangtua cukup memedulikan kondisi anaknya, mendesakkan dan melestarikan nilai-nilai yang dianggap luhur. itu berarti, menetapkan dan menjunjung tinggi tanggung jawab rumah, home responsibilities.
(DAOED JOESOEF, Alumnus Université Pluridisciplinaire Pantheon-Sorbonne)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.