Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala SBY Bicara Ide Soekarno Pindahkan Ibu Kota...

Kompas.com - 09/09/2013, 07:14 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

"Beliau jatuh dan rencananya tidak dilanjutkan rezim setelahnya," kata Anhar saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/9/2013). Selain Palangkaraya, sebut Anhar, Soekarno menyebutkan Bogor dan Makassar sebagai alternatif lokasi baru ibu kota. Dari pilihan yang ada, Bogor kemudian tak dipilih karena terlalu dekat dengan Jakarta.

Sementara Makassar, lanjut Anhar, diakui unggul karena berada di tengah-tengah sebaran pulau di Indonesia. Namun, Makassar sebagai kota yang telah lama terbentuk. Soekarno, kata Anhar, ingin ibu kota baru adalah wilayah yang memang disiapkan untuk menjadi ibu kota.

"Bung Karno merancang membentuk kota baru untuk membentuk pusat pemerintahan," kata Anhar. Maka pilihan jatuh pada Palangkaraya. Saat meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Kalimantan Tengah pada 17 Juli 1957, berdasarkan penelusuran Kompas.com, Soekarno dalam pidatonya gamblang menyatakan keinginan menjadikan Palangkaraya sebagai ibu kota negara.

Namun, Anhar berpendapat pemindahan ibu kota butuh banyak biaya dan waktu lama. Sebagai contoh, Anhar menyebutkan pemindahan ibu kota Pakistan dari Karachi ke Islamabad butuh waktu 15 tahun. "Dan itu sangat mahal," tegas dia.

Soal visi negara

Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo berpendapat, seharusnya wacana pemindahan ibu kota negara adalah bagian dari rencana penataan pemerintahan. "Saya melihat pemerintah kurang memiliki keseriusan menata pemerintahan yang visioner," ujar dia.

Arif mengatakan, sudah jauh hari ide itu ada. Menurut dia, Soekarno bahkan telah menimbang banyak sudut pandang ketika berpendapat Palangkaraya adalah pilihan tepat untuk pemindahan ibu kota.

Dalam konteks kekinian, Arif melihat pemindahan ibu kota juga akan menjadi solusi untuk memangkas transaksi politik, dengan adanya jarak antara pusat perekonomian dan pemerintahan. "Meminimalkan peluang transaksi," kata dia.

Dari sisi tata kelola pemerintahan, Arif juga melihat pemindahan ibu kota ke Palangkaraya akan membuka peluang Indonesia mengatasi masalah kesenjangan kesejahteraan yang membayangi sekarang. Setidaknya, ketika ibu kota tak lagi di Jakarta dan Pulau Jawa, distribusi anggaran tak akan lagi terpusat di Jakarta dan Jawa.

Daripada sekadar membuka wacana lama seolah-olah belum ada, menurut Arif, yang harus dibangun sekarang adalah visi tentang masa depan Indonesia. Di dalamnya, kata dia, harus ada penyiapan serius langkah-langkah strategis yang harus ditata dari tapak pertama. Dimulai dari draf dan rencana tahapan, misalnya. "Ini bukan soal wacana atau ide siapa, pada akhirnya. Tapi ini soal visi menata negara," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com