JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat tengah jadi sorotan oleh publik setelah para elitenya terjerat kasus korupsi. Di tengah pandangan miring itu, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengaku menyadari konsekuensi yang harus diterimanya saat memutuskan ikut Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk Pemilu 2014.
Sebelum menerima tawaran itu, Anies mengaku sadar bakal muncul kontroversi, kritik, cacian, hingga hinaan terhadap dirinya. Benar saja, setelah secara terbuka mengumumkan bersedia mengikuti proses Konvensi, Anies mengaku perkiraannya itu terjadi.
"Banyak sekali pertanyaan yang muncul seperti diduga. Kenapa Demokrat? Iya ya, kenapa Demokrat? Saya pikir baiknya (parpol) yang mana ya? Enggak ada juga. Ya sudah (menerima)," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Anies menambahkan, banyak orang selalu membandingkan berbagai hal dengan kesempurnaan. Jika Demokrat dianggap kotor, Anies berpikir kelurahan, kecamatan, hingga kementerian mana yang bersih? Begitu pula dengan perusahaan swasta. Meski ada yang bersih, kata dia, tetapi jumlahnya minim.
"Lalu, apakah saya harus menunggu semuanya sempurna, tata kelolanya, baru kemudian saya masuk? No, itu namanya ceremonial leadership. Kita di-training dulu untuk apa? Menjadi fighting leadership. Kita ini ingin jadi petarung. Kita hadir untuk bertarung, kita hadir untuk ikut mendorong perubahan," kata Anies disambut riuh tepuk tangan alumni HMI.
Jika beberapa tokoh menolak ikut konvensi dengan berbagai alasan, Anies mengaku bakal terus maju. Alasannya, ia memutuskan ikut konvensi bukan semata-mata atas dasar hitungan untung rugi. Meski demikian, Anies tetap menghormati keputusan penolakan lantaran itu hak mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.