Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Kekerasan di IPDN Berkurang

Kompas.com - 27/08/2013, 15:49 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


SUMEDANG, KOMPAS.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi mengklaim angka kekerasan di dalam kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) berkurang. Dia meminta segenap jajaran civitas akademi IPDN untuk menghilangkan kekerasan di kampus itu.

“Kekerasan itu sudah semakin menurun. Tetapi yang masih ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang diberi sanksi turun tingkat (pelanggaran sedang) juga banyak,” ujar Gamawan usai upacara wisuda lulusan IPDN, Selasa (27/8/2013) di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Dia mengatakan, setiap upacara wisuda praja IPDN, dirinya selalu menegaskan kepada peserta didik bahwa pihaknya tidak ragu memecat bahkan hingga 20 orang praja yang terlibat dalam kekerasan. Ditegaskannya, orientasi dengan cara kekerasan fisik harus dihapiskan.

“Orientasi itu kualitas akademik, sikap mental, perilaku yang baik, tidak lagi pukul-pukul kekerasan,” ujarnya.

Gamawan menyampaikan, sebagai penghargaan atas upaya pihak IPDN mengurangi kekerasan di kampus yang dikelola Kemendagri itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melantik lulusan praja IPDN menjadi pamong praja muda. Pelantikan akan dilakukan di Kampus IPDN, Rabu (28/8/2013) setelah tujuh tahun Presiden absen. Dia mengklaim, kabar penurunan angka kekerasan di IPDN telah didengar Presiden.

“Karena kami sudah sepakat untuk menertibkannya, mulai 2009 kami benahi semua. Lalu (Presiden) bersedia melantik,” tutur mantan Gubernur Jawa Barat itu.

Dalam sambutannya pada upacara wisuda, Gamawan menegaskan agar praja dan semua penyelenggara akademik IPDN menghentikan kekerasan di kampus itu. Setiap pelanggaran akan dikenai sanksi.

“Hentikan segala bentuk kekerasan apa pun di kampus ini. Tebar kasih sayang, bangun semangat kasih sayang, yang kakak membimbing adik, adik menghormati kakak dalam kasih sayang,” tegasnya.

Disampaikannya, tidak ada toleransi bagi para mahasiswa yang masih melakukan kekerasan di kampus. “Kemendagri, civitas akademia, tidak segan-segan mengambil tindakan yang keras bagi pelanggar disiplin dan bagi yang melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut (kekerasan),” sergahnya.

Diingatkannya, ada 45 orang praja IPDN yang telah dihentikan karena melakukan kekerasan kepada sesama praja. Hal itu, lanjutnya, belum termasuk pelanggaran lain yang dikenai sanksi lebih ringan seperti penurunan tingkat.

“Makanya ketika 2009 saya masuk jadi Mendagri sampai hari ini sudah 45 (pelanggaran berat), kami berhentikan,” tukas Gamawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com