Tantowi menjelaskan, elektabilitas Ical belum mampu mengangkat elektabilitas partainya karena Golkar belum menggunakan semua strateginya. Ia yakin faktanya akan berbeda setelah semua kader partainya bergerak menyosialisasikan program-program unggulan Golkar.
"Belum semua strategi kita keluarkan, masih banyak program unggulan yang belum diketahui oleh rakyat. Ini tugas dari seluruh caleg Golkar di samping menjual gagasan tentang dirinya, juga menjual gagasan Aburizal Bakrie," kata Tantowi di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Anggota Komisi I DPR ini menegaskan, kerja politik untuk mendongkrak elektabilitas Ical dan Golkar akan dilakukan dengan memadukan kampanye pilkada, pileg, dan pilpres. Strategi yang disebut juga sebagai kampanye "3 in 1" ini akan dilakukan Golkar setelah semua tata tertib mengenai kampanye dikeluarkan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum.
"Pilpres masih lama, kalau elektabilitas menjulang terlalu lama itu bahaya, karena kalau di atas cenderungnya akan turun, dan yang di bawah akan naik," ujarnya.
Posisi Golkar stagnan
Seperti diberitakan, Litbang Kompas melakukan dua survei opini publik yang menghimpun 1.400 responden calon pemilih dalam Pemilu 2014 di 33 provinsi. Hasil kedua survei tersebut menunjukkan ada perubahan konfigurasi penguasaan calon pemilih oleh parpol.
Perubahan konfigurasi popularitas parpol itu sangat terkait erat dengan keberadaan dan kiprah sosok-sosok yang ada dalam parpol. Dalam hal ini, parpol yang memiliki sosok populer dan positif dipandang publik akan menuai dukungan.
Sebaliknya, jika tidak memiliki sosok yang diandalkan atau memiliki sosok yang kurang berkenan di mata publik, parpol cenderung tidak bergerak atau justru makin resistan. Partai Golkar, misalnya, merupakan salah satu parpol yang sudah mengusung ketua umumnya, Aburizal Bakrie. Pada survei sebelumnya, Golkar bertengger di posisi atas. Namun, kini langkah penguasaan pengaruhnya di mata publik relatif stagnan.
Sekalipun Aburizal Bakrie sudah secara tegas mengajukan diri sebagai calon presiden dari Golkar serta secara intensif mengenalkan diri dan programnya kepada masyarakat, sejauh ini hanya berbuah pada peningkatan elektabilitas dirinya dari 5,9 persen menjadi 8,8 persen. Sementara popularitas Golkar saat ini sebesar 16 persen responden, yang tidak jauh berbeda dengan kondisi enam bulan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.