Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2013, 20:24 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Seperti tulang-tulang yang berserakan, mereka dikumpulkan kembali menjadi "tubuh" yang utuh, tubuh yang bertenaga dan bermanfaat bukan saja bagi mereka, tapi juga bagi negeri yang pernah memberi mereka kehidupan.

Mereka itulah kaum diaspora, sebagian adalah pengembara yang keluar dari negeri ini dan kemudian menempati sudut-sudut dunia untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Atau, mereka bisa juga sekedar terbawa arus waktu yang tak gampang diterka sehingga terdampar di
negeri yang jauh. Mereka juga bisa siapa pun yang memiliki kecintaan terhadap sebuah negeri.

Asal usul kata diaspora sendiri menurut Wikipedia diduga dari versi Septuaginta dari Kitab Ulangan 28:25, "sehingga engkau menjadi diaspora (bahasa Yunani untuk penyebaran) bagi segala kerajaan di bumi". Istilah ini telah digunakan dalam pengertian modernnya sejak akhir abad ke-20.

Makna aslinya terlepas dari maknanya yang sekarang ketika Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, dan kata "diaspora" digunakan untuk merujuk secara khusus kepada penduduk Yahudi yang dibuang dari Yudea pada 586 SM oleh Babel, dan Yerusalem pada 135 M
oleh Kekaisaran Romawi. Istilah ini digunakan berganti-ganti untuk merujuk kepada gerakan historis dari penduduk etnis Israel yang tersebar, perkembangan budaya penduduk itu, atau penduduk itu sendiri.

Sebagai bagian dari kebudayaan, diaspora ada sebagai akibat dari penyebaran masyarakat ke seluruh dunia, penyebaran ini kadang karena terpaksa atau memiliki alasan historis tertentu. Masyarakat diaspora cenderung mempertahankan budaya mereka sendiri, sehingga berbeda
dari budaya negara-negara di mana mereka berada, serta sering mempertahankan ikatan yang kuat dengan negara mereka dan budaya asal dan dengan masyarakat lainnya dari asal yang sama dalam rangka melestarikan budaya itu.

***
Tanggal 18-20 Agustus 2013, diaspora Indonesia berkumpul untuk melaksanakan Kongres Diaspora Indonesia II di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan dengan tema "Pulang Kampung".

Sekitar 3800 diaspora atau orang sukses asal Indonesia di luar negeri yang 'pulang kampung'  mengikuti Kongres Diaspora Indonesia II yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin (19/8).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa dalam sambutannya mengatakan, Kongres Diaspora Indonesia (KDI) ke-2 Tahun 2013 ini merupakan kelanjutan Kongres Diaspora I di Los Angeles, Juli 2012, yang diselenggarakan oleh  Desk Diaspora Indonesia (DDI) Kemlu bekerjasama Indonesian Diaspora Network (IDN).

KDI II diikuti 56 cabang Jaringan Diaspora Indonesia atau Indonesia Diaspora Network (IDN). Ke-56 cabang IDN itu tersebar di 26 negara dan terbentuk dari bawah ke atas. “Terdapat sekitar 8 juta Diaspora Indonesia di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan suatu kekuatan
ekonomi dan intelektual yang signifikan,” kata Marty.

Bicara mengenai sejarah diaspora, maka kita pun akan terkenang kaum diaspora asal Afrika yang "dibawa secara paksa" secara besar-besaran ke benua Amerika dan Eropa. African Diaspora adalah istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan penyebaran masyarakat dari Afrika selama masa perdagangan budak lintas Atlantik yang berlangsung dari
tahun 1500 ke tahun 1800-an. Diaspora ini membawa jutaan orang dari Barat dan Afrika Tengah ke berbagai daerah di seluruh Amerika dan Karibia serta Eropa. Kini, lima besar negara yang dihuni oleh diaspora asal Afrika adalah Brazil (85,783,143), Amerika (42,020,743), Colombia (9,452,872), Haiti (8,788,439),Republik Dominika (7,985,991), Perancis (4,200,000).

Namun yang tak kalah besar secara jumlah adalah diaspora China. Menurut laporan dari Overseas Chinese Affairs Office of the State Council People’s Republic of China, terdapat 40 juta Chinese Diaspora di seluruh dunia. Mereka tersebar dari Asia Tenggara hingga benua
Eropa dan benua Amerika. Lima besar negara dengan diaspora China terbesar adalah:
1. Indonesia 7.566.200
2. Thailand 7.153.240
3. Malaysia 7.070.500
4. Singapura 3.496.710
5. Amerika Serikat 3.376.031

Jika kita menerjemahkan diaspora adalah mereka yang telah pergi dari negeri ini, maka telah ratusan tahun lalu pula riwayat diaspora Indonesia dimulai. Mereka itulah yang kini berada di Afrika Selatan yang konon ada satu juta orang yang berdarah  Indonesia sebagai keturunan dari mereka yang dibuang bersama Syeikh Yusuf. Sedemikian harum nama Syeikh Yusuf, sampai-sampai di sana ada kota kecil bernama "Maccasar".

Lantaran Syekh Yusuf putera asli Makassar, maka dia pun akrab disebut Syekh Yusuf Makassar. Cuma entah apa sebabnya, Syeikh Yusuf yang juga terkenal dengan sebutan Syeikh Yusuf Kramat dan pengikutnya--yang jelas-jelas berasal dari Indonesia--, di Cape Town, Afrika Selatan justru disebut sebagai berasal dari Malaya, bukan dari Indonesia.

Beliau adalah peletak dasar kehadiran komunitas Muslim di Afrika Selatan dan Ceylon bahkan dianggap bapak bangsa rakyat Afrika Selatan, karena perjuangannya mewujudkan persatuan dan kesatuan untuk menentang penindasan dan perbedaan warna kulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com