Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2013, 19:17 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Meski telah menyebar sketsa wajah pelaku penembakan polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Mabes Polri akui masih kesulitan menangkap pelaku. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Rony Franky Sompie mengatakan, sketsa wajah pelaku hanya berdasarkan ingatan saksi mata dan tanpa adanya dukungan teknologi.

Ronny pun membandingkan kasus penembakan yang terjadi di Pondok Aren dengan aksi terorisme di Boston, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. "Di sana dibantu IT dan CCTV lengkap sehingga wajah orangnya sangat jelas. Kalau kita, kan, samar-samar," kata Ronny di Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Kendati Densus telah mengetahui identitas pelaku, Ronny menambahkan, pihaknya tetap memerlukan partisipasi aktif masyarakat untuk menangkapnya. Hal itu karena masyarakat lebih mengetahui kondisi di lingkungannya.

"Tamu harus lapor kepada ketua RT/RW untuk mencegah orang tidak dikenal yang punya niat jahat," katanya.

Terkait dengan ancaman kepada polisi, Ronny menambahkan, instansinya tetap mewajibkan penggunaan pakaian dinas bagi setiap anggotanya pada saat bertugas. Penggunaan pakaian dinas itu sesuai dengan fungsi dang tugas setiap anggota. Ia juga meminta agar para anggota yang bertugas di lapangan meningkatkan kewaspadaan atas segala ancama yang ada.

Sebelumnya, Aipda Kus Hendratma ditembak orang tak dikenal di Jalan Graha Raya, tepat di depan Masjid Bani Umar, Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013) pukul 22.00. 

Dengan mengendarai mobil Toyota Avanza warna hitam, tim Buser memburu pelaku. Namun, pengejaran itu menyebabkan mobil tim Buser terperosok ke got di pinggir jalan. Pelaku kemudian menembak sopir Avanza (Bripka Maulana) yang baru keluar dari mobil. Setelah itu, sempat terjadi baku tembak. Pelaku kemudian melarikan diri dengan merampas sepeda motor milik warga bernomor polisi B 6620 SFS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com