Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Siap Tempur di Konvensi Demokrat

Kompas.com - 07/08/2013, 15:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

Hayono menuturkan dirinya tidak akan merekrut pengurus Demokrat sebagai tim suksesnya. Hal ini untuk menghindari faksi yang mungkin terjadi di tubuh Partai Demokrat seperti yang terjadi pada kongres tahun 2010 silam.

Saat itu, internal Partai Demokrat terpecah menjadi tiga faksi, yakni faksi Anas Urbaningrum, faksi Andi Mallarangeng, dan faksi Marzuki Alie. Menurut Hayono, meski kini faksi itu sudah hilang, bekasnya masih ada dan bisa dipicu.

3. Achmad Mubarok

Achmad Mubarok menyatakan kesiapannya maju dalam konvensi capres Partai Demokrat karena didukung tiga konglomerat. Ia pun mengaku akan mendapat keberuntungan karena namanya yang menyerupai Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Karier politiknya dimulai dengan menjadi anggota MPR RI untuk periode 1999-2004. Dia juga  kemudian menjabat sebagai wakil ketua dari Komisi Kajian Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat sambil merangkap sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat.

Di pengujung tahun 2011, Mubarok pernah dituding mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin menudingnya melakukan jual beli anggaran sebagai modal dari yayasan yang didirikan Mubarok di daerah Casablanca. Namun, tudingan yang diberikan oleh Nazaruddin tersebut tidak memiliki bukti yang kuat.

Pada tahun 2012, Ahmad Mubarok pernah dilaporkan oleh Marzuki Alie kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Hal tersebut dilakukan oleh Marzuki Alie agar anggota dewan pembina tidak asal berbicara dalam menyikapi isu-isu yang negatif di depan publik.

Sebelum terjun ke panggung politik, Mubarok merupakan seorang akademisi dan pemuka agama. Ia meraih gelar sarjana Ilmu Perbandingan Agama pada tahun 1976 di IAIN Jakarta kemudian mendapat gelar magister pada tahun 1992 dan doktor pada tahun 1998. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini juga dikukuhkan sebagai guru besar pertama dalam Bidang Psikologi Islam di UIN Jakarta pada tahun 2005.

4. Gita Wirjawan

Dari seluruh kandidat yang ada, Gita Wirjawan adalah yang termuda dengan usia 47 tahun. Gita menyatakan kesiapannya ikut dalam kovensi Partai Demokrat setelah dihubungi Sekretaris Majelis Tinggi partai itu, Jero Wacik. Gita, menurut beberapa pengurus Demokrat, memang memiliki hubungan dekat dengan partai itu. Beberapa kali acara Demokrat selalu dihadiri Menteri Perdagangan RI tersebut.

Saat ini, Gita memang belum bergabung dengan partai politik mana pun. Kariernya lebih banyak menjadi pengusaha hingga menjadi pejabat. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merintis karier sebagai pengusaha. Ia pernah menjadi Presiden Direktur JP Morgan pada periode 2006-2008.

Keluar dari JP Morgan, lulusan Harvard University ini lalu mendirikan perusahaan Ancora Capital. Ancora kemudian berhasil mengambil alih sebagian saham beberapa perusahaan besar seperti PT Bumi Resources Tbk. Selain itu, ia juga merupakan salah satu komisaris PT Pertamina. Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Gita Wirjawan diangkat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Mari Elka Pangestu.

Di luar kesibukannya, Gita dikenal sebagai produser musik jazz dan pencinta bulu tangkis. Gita diperkirakan beberapa kalangan akan menjadi tokoh yang bersinar di 2014 karena muda dan cerdas. Namun, sosok Gita juga tak lepas dari kontroversi. Pemikirannya yang cukup liberal dan mendukung sistem importasi daging banyak dikecam banyak pihak. Terlebih lagi, sistem impor daging sapi itu ternyata tidak mampu mengendalikan harga sapi di pasar yang masih tinggi.

5. Mahfud MD

Mahfud MD sempat menyatakan keengganannya mengikuti konvensi capres Partai Demokrat. Mahfud bahkan sempat mengkritik bahwa konvensi partai Demokrat tidak jelas. Namun, belakangan Mahfud meralat ucapannya itu dan mengaku siap maju dalam konvensi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com