Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selipkan Sabu di Celana Dalam, Ini Hukuman Freddy

Kompas.com - 06/08/2013, 21:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman, juga dikenakan hukuman disiplin berupa tutupan sunyi karena kedapatan membawa sabu di celananya. Freddy akan menjalani hukuman itu di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, Cilacap.

"Terkait dengan temuan sabu-sabu lima paket di tubuhnya pada saat sampai di Nusakambangan, yang bersangkutan akan dikenakan hukuman disiplin berupa tutupan sunyi," ujar Pelaksana Harian Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenhuk dan HAM, Bambang Krisbanu, di Jakarta, Selasa (6/8/2013).

Bambang menjelaskan, tutupan sunyi atau sama seperti berada di ruang isolasi akan dijalani Freddy selama 2 x 6 hari. Hukuman itu juga dapat ditambah jika Freddy mengulangi perbuatannya. Selain itu, selama masa hukumannya, Freddy tidak diperbolehkan dikunjungi oleh siapa pun.

"Hukuman 2 x 6 hari dan bisa diperpanjang. Sampai saat ini, juga nanti saat menjalani hukuman disiplin, tidak dibenarkan dikunjungi oleh siapa pun," terang Bambang.

Sebelumnya, Freddy dipindah ke Nusakambangan karena terlibat kasus bilik asmara dengan kekasihnya di Lapas Cipinang. Freddy mendapat fasilitas khusus, bahkan masih dapat menggunakan barang haram tersebut dalam lapas.

Freddy dipindah ke Nusakambangan sejak Selasa (30/7/2013). Di sana dia akan menjalani isolasi selama 14 hari. Freddy kemudian mendapat hukuman lagi karena kedapatan membawa sabu saat digeledah oleh petugas lapas di Nusakambangan.

Saat itulah petugas menemukan sebuah plastik putih berisi serbuk yang diduga sabu. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah Suwarso, mengatakan, benda haram tersebut ditemukan di celana dalam Freddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com