"Beberapa bulan lalu, sebagai pengamat, saya sudah bilang antisipasi menjelang Lebaran, tahun baru, 17 Agutus, karena mereka akan bergerak. Momentum itu akan memberikan impact atau daya besar," ujar pengamat terorisme, Mardigu Wowiek Prasantyo, saat dihubungi, Senin (5/8/2013).
Menurut Mardigu, pola seperti itu selalu diterapkan kelompok teroris. Meski mereka berbeda pimpinan, lanjutnya, tetapi mempunyai satu jalan pemikiran, yakni menimbulkan efek perhatian yang besar dari aksi teror yang dilakukan.
"Ini sama-sama ideologi gila. Cuma ingin dapat perhatian," katanya.
Sebelumnya, Mardigu menduga motif dari aksi ledakan di bom wihara semalam bertujuan menimbulkan rasa benci antarsesama umat beragama. Kelompok teroris ini tidak bermaksud membunuh karena bom yang ditempatkan berdaya ledak rendah.
Setelah menyerang wihara, Mardigu memperkirakan aksi serupa akan terjadi di tempat-tempat peribadatan lainnya. "Kalau teori perangnya, nanti masyarakat tidak percaya sama pemerintah, sampai akhirnya digulingkan. Sekarang ini mereka lagi cari api, ini taktik perang biasa," imbuh Mardigu.
Seperti diberitakan, dua paket bahan peledak diletakkan di sekitar area Vihara Ekayana Arama, Minggu malam. Satu paket berhasil meledak, sedangkan satu paket gagal meledak dan hanya mengeluarkan asap.
Sebanyak tiga orang mengalami luka ringan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Peristiwa ledakan ini terjadi tak lama setelah kebaktian malam berakhir. Hingga kini Polri masih mengusut motif dan pelaku aksi teror ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.