Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Pemenang Konvensi Capres Harus Bisa Kalahkan Jokowi

Kompas.com - 02/08/2013, 14:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat berharap tokoh yang lolos seleksi dan memenangi bursa konvensi calon presiden dapat memenangi pemilihan presiden 2014. Tokoh yang menang dalam konvensi akan didukung habis-habisan untuk mengalahkan semua calon presiden yang ada, termasuk bila Joko Widodo akhirnya jadi maju sebagai calon presiden.

"Nanti yang menang (konvensi) akan didorong pakai promo habis-habisan karena yang dipilih memenangi konvensi adalah yang memenuhi kriteria disenangi masyarakat," kata Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Melani Leimina Suharli, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Melani menegaskan, memenangi pemilihan presiden merupakan tujuan utama konvensi calon presiden. Wakil Ketua MPR ini menganggap konvensi menjadi sia-sia kalau tak memiliki peluang mengalahkan semua calon presiden yang ada.

Menurutnya, memenangi pemilihan presiden atau mengalahkan Joko Widodo merupakan hal realistis. Pasalnya, Melani yakin popularitas Joko Widodo hanya unggul dalam hasil survei dan bukan cerminan dari masyarakat pemilih di seluruh Indonesia.

"Era egaliter mungkin Jokowi, tapi apakah itu yang diinginkan masyarakat? Jokowi populer di Jakarta dan beberapa daerah, itu pasti. Dan apakah (popularitasnya) sampai Papua? Kalau tidak bisa ngalahin ngapain ada konvensi, kami harus bisa kalahkan," ujarnya.

Terkait konvensi, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengumumkan tujuh butir pokok terkait konvensi Partai Demokrat pada Minggu (7/7/2013) lalu. Dalam penjelasannya, SBY mengatakan, tujuh pokok terkait konvensi seperti penyusunan komite seleksi yang terdiri dari unsur internal dan independen.

Komite seleksi juga akan menentukan kriteria dan mengumumkan peserta konvensi pada Agustus 2013 ini. Sementara itu, peserta konvensi bisa berasal dari kader Partai Demokrat ataupun non-kader. Mereka yang lolos seleksi sebagai kandidat calon presiden nantinya harus menjalani konvensi selama delapan bulan yang dibagi ke dalam dua tahapan. Mereka akan disurvei oleh tiga lembaga dan hasilnya diumumkan ke publik.

Setelah hasil pemilihan legislatif diketahui, Partai Demokrat akan mengumumkan kandidat calon presiden yang diusungnya.

Seperti diketahui, dalam bursa calon presiden, nama Joko Widodo menjadi jawara sejumlah survei. Meskipun demikian, yang bersangkutan memang belum menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden. Sebagai partai yang membesarkan Jokowi, PDI Perjuangan juga belum membuat keputusan dan baru mempertimbangkan Jokowi untuk diusung menjadi calon presiden periode 2014-2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com