Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Jangan Menuduh Penegak Hukum

Kompas.com - 29/07/2013, 07:49 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada semua pihak untuk menghindari tuduhan aparat penegak hukum bertindak tidak profesional dan merekayasa kasus. Setiap tindakan hukum, kata Presiden, tentu didasari alasan yang jelas.

"Aparat hukum harus bebaskan dan jernihkan diri dari deal politik apa pun. Tanggung jawab moral sungguh besar kepada rakyat," kata Presiden dalam Fan Page Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (28/7/2013) malam.

Presiden mempersilakan publik untuk melaporkan kepadanya jika ada hakim yang mengalami teror. Menurut Presiden, negara tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Presiden menyinggung adanya suap kepada aparat penegak hukum. Di sisi lain, banyak kepala daerah mengeluh tindakan aparat penegak hukum yang mencari-cari kesalahan. Aparat, kata dia, lalu muncul dan menawarkan solusi. Akibat ulah satu atau dua oknum itu, publik kemudian mengeneralisasi.

Terkait tindakan korup aparat penegak hukum tersebut, Presiden menginstruksikan kepada aparat untuk menjauhkan diri dari perilaku suap. Presiden juga mengajak penguasa, politisi, jenderal, LSM, dan pers untuk tidak menekan penegak hukum serta membiarkan hukum dan keadilan yang berbicara.

"Patuhi sistem tata negara kita. Kepada MK (Mahkamah Konstitusi) dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), cermatlah dalam membuat keputusan karena kekuasaan di kedua lembaga ini sangatlah besar," kata Presiden.

Dalam pernyataannya, Presiden mengaku banyak menerima pengaduan dari masyarakat terkait penghakiman oleh media massa. Menurut Presiden, hal itu salah lantaran hanya hakim yang bisa memutuskan dalam pengadilan.

Selain itu, tambah Presiden, sering juga berita acara pemeriksaan (BAP) suatu perkara tersebar ke media. Dipublikasikannya dokumen rahasia itu kepada publik, kata Presiden, bisa mengakibatkan proses hukum dan keadilan terganggu. Akhirnya, keputusan hakim kerap dianggap tidak adil.

"Saya percaya keadilan itu universal. Apabila memang ada yang tidak tepat, tentu akan ada banyak sorotan," pungkas Presiden.

Seperti diberitakan, aparat penegak hukum kembali disorot setelah terungkap adanya dugaan suap kepada pegawai Mahkamah Agung. KPK menangkap pengacara Mario Carmelio Bernardo dan pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan MA, Djodi Supratman.

Mario diduga memberikan suap kepada Djodi terkait kepengurusan perkara penipuan dengan terdakwa Hutomo Wijaya Ongowarsito yang kini dalam tahap kasasi di MA. KPK meyakini Mario dan Djodi hanya perantara dan bagian kecil jaringan mafia peradilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com