JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disarankan untuk melakukan pergantian kepala Polri dalam waktu dekat. Faktor utama perlu dilakukan pergantian, yakni buruknya kinerja kepolisian selama dipimpin Jenderal (Pol) Timur Pradopo.
Harapan itu disampaikan pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar, saat dihubungi, Rabu (24/7/2013), ketika dimintai tanggapan adanya rencana pergantian Kapolri bersamaan pergantian Panglima TNI.
Bambang mengatakan, wibawa Kepolisian di mata publik terus berkurang menyusul banyaknya konflik horizontal, kekerasan, dan kejahatan di tengah masyarakat. Publik melihat kepolisian lebih banyak sebagai pemukul. Disiplin di internal juga lemah.
Jadi, menurut Bambang, percepatan pergantian Kapolri bukan hanya untuk persiapan Pemilu 2014 seperti yang disampaikan Presiden. "Tidak salah diganti," kata pengajar di Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian itu.
Dengan demikian, Bambang menilai masa jabatan Timur tidak layak untuk diperpanjang menjadi Kapolri setelah memasuki masa pensiun nanti. Jika ternyata Presiden memilih memperpanjang masa tugas Timur, Bambang menilai Presiden hanya mempertimbangkan loyalitas Timur, bukan prestasi.
Jika memang dilakukan pergantian, Bambang berharap Presiden tidak salah kembali memilih Kapolri selanjutnya. Presiden harus memilih perwira tinggi berdasarkan kualitas, bukan karena pertimbangan politik.
Ia berpendapat tidak masalah jika Presiden mengulangi situasi ketika memilih Timur. Saat itu, Timur diorbitkan menjadi Kapolri ketika masih menjabat Kepala Polda Metro Jaya dengan pangkat bintang dua.
"Tapi prestasi jadi ukurannya. Boleh jenderal bintang dua, tapi bukan karena ada sesuatu. Kalau bintang dua punya reputasi yang bagus, yah enggak masalah dinaikkan," kata Bambang.
Dari seluruh calon yang diusulkan Komisi Kepolisian Nasional kepada Presiden, adakah yang berkualitas? "Belum kelihatan yang prestasinya menonjol. Tapi pasti ada yang lebih baik. Stoknya segitu, yah diambil saja," jawab Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.