Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maksimalisasikan Kereta Api untuk Mudik

Kompas.com - 23/07/2013, 21:22 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Beban jalan raya khususnya di Pantai Utara (Pantura) Jawa memang makin berat. Kondisi ini makin terasa saat mudik Lebaran.

Untuk tahun ini, misalnya, sebagaimana data Harian Kompas kemarin, jumlah pemudik bisa mencapai 24 juta orang. Dari Jakarta saja, akan ada sekitar 9 juta lebih pemudik ke arah Timur.

Risiko mudik menggunakan transportasi jalan raya pun kembali mengemuka. Kebanyakan berujung pada pemborosan waktu dan biaya. Risiko mudik pun makin sering mengancam nyawa. "Memang harus diakui beban jalan raya di Pantura makin berat,"kata Presiden Direktur PT SidoMuncul Irwan Hidayat kepada Kompas.com pada Selasa (23/7/2013) di sela-sela pemberian dana bantuan kemanusiaan sebesar Rp 200 juta kepada Yayasan Samaritan di kawasan Jalan Hasyim Ashari, Jakarta.

Menurut Irwan Hidayat yang sampai kini selalu menggelar perhelatan mudik gratis bersama para pedagang jamu sejak 1991, pengalaman menunjukkan kalau jalan raya masih menjadi pilihan utama transportasi pemudik. "Saya sarankan, mudik bisa menggunakan kereta api sebagai alternatif,"katanya.

Irwan Hidayat yang kala itu didampingi salah seorang pendiri Yayasan Samaritan Pastor Cornelis A.M. Bertens MSC mengatakan agar bisa menjadi alternatif yang memadai, kereta api mesti dimaksimalisasikan. "Salah satunya melalui double track (jalur ganda),"imbuhnya.

Catatan menunjukkan, jalur ganda kereta api di Pantura sudah rampung untuk jalur Jakarta hingga Semarang hingga Desember 2013. Khusus jalur Cirebon-Brebes sepanjang 60 kilometer, pembebasan lahan untuk jalur ganda baru kelar pada Desember tahun ini.

Lebih lanjut, Irwan Hidayat menambahkan maksimalisasi kereta api salah satunya dengan membuat empat jalur hingga ke Semarang. "Saya pikir dengan cara itu beban jalan di Pantura bisa berkurang,"katanya.

Kemanusiaan   


Sementara itu, Pastor Bertens menerangkan Yayasan Samaritan berdiri saat kerusuhan sosial pada 1998 merebak di Jakarta. Kala itu, Rumah Sakit Atma Jaya mendapat banyak pasien korban  kerusuhan dari masyarakat kebanyakan. "Mereka tidak bisa membayar biaya rumah sakit,"kenang Bertens.

Jadilah, lantaran kepedulian itu, bersama rekannya, Pastor Firmus MSC dan dr. Halim Danusantoso, Bertens mendirikan Yayasan Samaritan. Sampai sekarang, ikut juga aktif dalam mengelola yayasan dua orang perempuan yakni Lucia Sukiman dan Kristi Purwa.

Masih menurut Bertens, nama "Samaritan"memang diambil dari cerita Injil tentang orang Samaria. Orang Samaria justru menolong orang Yahudi yang tengah menderita. Sementara, sesama orang Yahudi yang kebetulan melewati korban yang tengah sekarat di perjalanan, justru sama sekali tak peduli. "Orang Samaria itu yang akhirnya menolong orang Yahudi dengan membawanya ke penginapan dan membiayai perawatan hingga sembuh,"tutur pastor asal Belanda yang bertugas di Indonesia sejak 1968 tersebut.

Sampai sekarang, Yayasan Samaritan memberikan bantuan pembiayaan bagi pelayanan empat rumah sakit Katolik. Selain di Rumah Sakit Atma Jaya, Pluit, Jakarta, Yayasan Samaritan yang beralamat di Jalan K.H. Hasyim Ashari Nomor 23 Jakarta ini memberikan bantuan bagi Rumah Sakit Hative, Passo, Ambon, Rumah Sakit Bunda Pengharapan Merauke, dan Rumah Sakit Santo Rafael di Cancar, Ruteng, Flores.

Pastor Bertens mengatakan, setiap tahun, rata-rata Yayasan Samaritan memberikan bantuan dana sebesar Rp 300 juta untuk seluruh rumah sakit tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com