"Berinteraksi dulu saja. Pasti terpesona. Kami imbau LSM ataupun perwakilan atau penderita ODHA bertemu atau mengundang Bu Wiwik. Insya Allah beliau siap," ujar Mardani saat dihubungi pada Senin (15/7/2013).
Mardani menuturkan sebenarnya pernyataan Wiwik dikeluarkan dalam konteks kesiapan Menteri Kesehatan dalam melaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam sebuah rapat dengar pendapat pada pekan lalu.
"Beliau tidak bermaksud diskriminatif pada penderita ODHA. Justru beliau berharap keseriusan pemerintah menangani kasus ini agar jumlahnya dapat terus ditekan," imbuh Mardani.
Pernyataan kontroversial
Sebelumnya Wiwik sudah menyatakan permintaan maafnya terkait pernyataannya yang dinilai mendiskreditkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Politikus PKS ini, seperti dilansir media online Sindonews, menyatakan bahwa ODHA tak seharusnya mendapat obat gratis. Sebaliknya, perlu ada hukuman bagi ODHA karena mereka tak menerapkan pola hidup sehat.
Berikut ini pernyataan kontroversial yang disampaikan Wiwik pada rapat dengar pendapat dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di Parlemen, Rabu (10/7/2013).
"Ada penyakit seperti HIV/AIDS kok malah dapat obat gratis? Harusnya mereka ada semacam punishment (sanksi) karena kesalahan mereka sendiri tidak menerapkan pola hidup sehat," kata Wiwik.
Pernyataan maaf kemudian disampaikan Wiwik ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (14/7/2013).
"Saya minta maaf. Saya tidak bermaksud apa pun. Insya Allah kalau ada yang mau berdiskusi, saya buka pintu selebar-lebarnya," ucap Wiwik.
"Saya memang menyebut kata 'punishment', tapi saya sama sekali tidak bermaksud untuk men-downgrade para penderita HIV/AIDS. Kami lagi bicara BPJS. Saya tanya soal asuransi. Saya meminta penjelasan Menteri Kesehatan, kenapa biaya untuk (penderita) HIV/AIDS, untuk perilaku tidak sehat, gratis?” ucap Wiwik.
Akibat pernyataan Wiwik itu, sejumlah pengguna Twitter mengkritik caleg dari daerah pemilihan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu tersebut. Beberapa di antaranya bahkan ada yang mengimbau agar Wiwik tidak lagi dipilih dalam pemilihan legislatif pada 2014 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.