Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mesir hingga Jember

Kompas.com - 08/07/2013, 20:59 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Minggu 7 Juli 2013, Al Jazeera kembali memberitakan, pendukung Mursi berkumpul di depan Masjid Rabaa al-Adawiya, Universitas Kairo, dan di markas tentara kepresidenan. Mereka menolak kudeta yang dilakukan pihak militer yang berujung penggulingan Presiden Mohammed Mursi. Mereka juga menuntut dikembalikannya legitimasi Mursi ke kursi kepresidenan.

Bangsa Mesir belakangan sedang melewati hari-hari yang berat karena perbedaan pandangan. Semoga perbedaan pandangan di antara mereka akan melahirkan benih-benih kesadaran untuk saling menghargai di dalam perbedaan itu sendiri.

Begitulah, sambil berdoa untuk bangsa Mesir, kita di sini kita tetap menjaga akal waras kita agar dapat melihat setiap peristiwa dengan jernih.

Mari kita tinggalkan Mesir, dan tengoklah negeri elok nan permai yang membentang dari Sabang hingga Merauke ini. Pada Senin pagi (8/7/13), kita dikejutkan kabar duka dari Jember. Diberitakan, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kabupaten Jember merenggut korban jiwa, Minggu (7/7/2013). Ny Moah (60) seorang janda asal RT 1 RW 2 Dusun Krajan Desa/Kecamatan Mumbulsari meninggal dunia di tengah-tengah acara pembagian BLSM di balai desa setempat.

Kabar duka dari Jember ini menggenapi kabar menyedihkan dari para ibu yang "tercekik lehernya" lantaran harga-harga melambung tak ketulungan.Harga daging sapi sudah melonjak hingga 120 ribu/kg dan daging ayam sudah merangkak hingga Rp 60 ribu/kg, diikuti harga cabai dan yang lainnya.

Silakan anda bertanya-tanya, bagaimana gerangan membagi uang Rp 150 ribu yang diterima oleh warga yang digolongkan miskin untuk penghidupan mereka selama sebulan, jika harga-harga lari mendahului pendapatan yang mereka peroleh.

Walhasil, masyarakat pun menurunkan derajat kualitas belanjaannya untuk disesuaikan dengan kantong. Mereka memilih daging berkualitas rendah dan cabe rusak untuk belanja hariannya. Daging sapi yang sudah kehitaman warnanya dipatok harga Rp 75 ribu/kg, ayam berkualitas rendah dihargai Rp 10 ribu/kg, dan cabai rusak Rp 20 ribu/kg dari harga Rp 90 ribu/kg.

Barangkali benar bahwa dalam hidup kita harus memiliki strategi, tapi janganlah strategi itu menjurus pada siasat yang merugikan diri dan orang lain. Pada situasi susah begini, ada saja perilaku sebagian orang yang membuang akal sehatnya semata untuk kepentingan diri sesaat.

Entah siasat apa yang dipakai oleh para pengambil kebijakan negeri ini sehingga harus menaikkan BBM menjelang bulan Ramadhan. Entah siasat apa yang dipakai sehingga pengambil kebijakan memilih BLSM untuk membantu warga miskin yang terdampak langsung oleh kenaikan BBM.

Dan kini kita tahu, betapa dahsyatnya pengaruh dari kebijakan-kebijakan itu. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, pembagian BLSM banyak yang tak tepat sasaran, dan hari Minggu kemarin Ny Moah meninggal akibat berdesak-desakan saat antre BLSM.

Ya, ya... Krisis akal sehat bagaikan virus penyakit ganas yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa kita sekarang ini. Di berbagai bidang, kita bisa langsung menemukan keputusan-keputusan konyol yang memengaruhi kehidupan jutaan manusia. Terungkapnya kasus-kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi bukti nyata betapa
kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pejabat publik berasal dari kedangkalan berpikir serta ketidakmampuan membedakan urusan publik dan urusan pribadi.

Oh.. akal sehat, ke mana perginya engkau?

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

    JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

    Nasional
    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

    Nasional
    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

    Nasional
    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

    Nasional
    Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

    Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

    Nasional
    BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

    BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

    Nasional
    Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

    Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

    Nasional
    Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

    Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

    Nasional
    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

    Nasional
    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Nasional
    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Nasional
    Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

    Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

    Nasional
    Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

    Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

    Nasional
    Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

    Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com