Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras: Aparat Siksa Ratusan Warga!

Kompas.com - 28/06/2013, 16:47 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat sedikitnya 100 kasus penyiksaan di Indonesia selama periode Juli 2012 hingga Juni 2013. Namun, dari data kasus tersebut, hanya 17 kasus yang dilaporkan oleh korban.

Penyiksaan itu di antaranya dilakukan aparat kepolisian, TNI, hingga sipir. Data tersebut berdasarkan hasil pemantauan dan advokasi yang dilakukan Kontras, dan disampaikan dalam rangka memperingati Hari Anti Penyiksaan Internasional pada 26 Juni lalu.

"Dari jumlah itu, Kontras menerima sekitar 17 kasus penyidikan yang dilaporkan langsung oleh korban dan keluarganya. Kita menduga kuat lebih dari 100 kasus karena adanya ketertutupan akses informasi," ujar Koordinator Kontras, Haris Azhar, di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2013).

Kasus penyiksaan itu mengakibatkan 15 orang meninggal dunia, 204 orang terluka, dan lainnya mengalami kejahatan seksual hingga sakit dalam tahanan tanpa bantuan medis. Salah satu contoh, yaitu kasus penyiksaan Ruben Pata yang dituduh melakukan pembunuhan berencana.

Menurut Haris, penyidik tak memiliki bukti yang kuat untuk menjerat Ruben. Bukti tidak terlibatnya Ruben ditambah pengakuan Agustinus yang mengaku hanya dirinya yang membunuh. Agustinus juga mengaku tak kenal dengan Ruben.

"Korban ditangkap oleh Polres Makale Tana Toraja, diduga korban disiksa dan diintimidasi penyidik agar Ruben mengakui perbuatannya," terang Haris.

Kasus lainnya adalah penyiksaan Danes Juni 2013. Menurut Haris, dalam kasus ini Danes dituduh melakukan penyiksaan terhadap pembantu rumah tangga di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Danes disiksa terlebih dahulu dan kemudian dibuat berita acara pemeriksaan. Haris menjelaskan, bentuk penyiksaan terhadap Danes di antaranya mata dilakban, dipukul, ditendang, dan disetrum.

Haris mengatakan, penyiksaan itu umumnya dilakukan agar korban mengakui perbuatan yang belum pasti dilakukannya. Menurutnya, hal ini menunjukkan ketidakmampuan polisi mengumpulkan alat bukti yang kuat.

Selain itu, kekerasan juga terjadi di lembaga pemasyarakatan. Salah satu contohnya, terang Haris, kasus penyiksaan di Lapas Nabire 1 Oktober 2012. Menurut Haris, Kalapas Nabire memerintahkan petugas lapas untuk melakukan pemukulan dan mengancam memotong bagian tubuh. Setelah itu, korban jatuh pingsan dan petugas tetap menyiksa dengan menusukkan besi panas pada bagian punggung.

Menurut Haris, sejumlah kasus tersebut telah ditindaklanjuti, seperti menyampaikan surat desakan pengusutan ke polres dan polda. Kemudian kasus di lapas mendesak pengusutan oleh Kementrian Hukum dan HAM. Namun, menurutnya tidak pernah ada respons dari pihak terkait untuk mengusutnya. "Kasus penyiksaan ini pun terus berlanjut karena tidak ada langkah penegakan hukumnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com