Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Golkar: Jangan Jadikan Pemilu Tujuan Sakral

Kompas.com - 23/06/2013, 12:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar Mahadi Sinambela mengimbau partai politik agar tidak menjadikan pemilu sebagai salah satu tujuan sakral. Jika pemilu dijadikan sebagai satu-satunya tujuan, menurut Mahadi, maka dikhawatirkan akan terjadi praktik-praktik money politics untuk mencapai kemenangan.

"Jangan jadikan pemilu itu menjadi sesuatu yang sakral. Jangan jadikan pemilu itu tujuan yang mati-matian. Kalau itu yang kita jadikan, maka akan ada kerusuhan sosial," ujar Mahadi di Jakarta, Minggu (23/6/2013).

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini juga mengungkapkan, dengan menjadikan pemilu sebagai tujuan utama, maka dipastikan akan terjadi penyelewengan. Partai politik, katanya, pasti akan melakukan pengumpulan dana.

"Kalau partai sudah sibuk cari uang habis-habisan, maka akan terjadi penyimpangan. Ini yang harus kita ubah kultur partainya," kata Mahadi.

Di Golkar, Mahadi mengakui kultur lama ini belum bisa diubah. Para politisi Golkar, kata Mahadi, masih mengutamakan penampilan dan harta untuk menjadi caleg.

"Saya mengaku belum berhasil mengubah kultur di Golkar. Padahal yang rusak partai ini kan karena money politics," katanya.

Munculnya apatisme

Lebih lanjut, Mahadi menilai, perhelatan Pemilu 2014 tidak akan jauh berbeda dengan Pemilu 2009. Pada pemilu mendatang, Mahadi tetap melihat tingkat apatisme masyarakat yang tinggi.

"Saya khawatir justru semakin dikit orang datang ke TPS. Pertanyaannya, apa partai masih bisa giring pendukung barunya?" tutur Mahadi.

Kekhawatiran yang sama juga disampaikan politisi Partai Nasdem, Dedy Ramanta. Dedy mengungkapkan apatisme kini mulai menjangkit pemilih pemula. Penyebabnya, kata Dedy, karena para pemilih yang disebut melek politik ini mendapatkan pendidikan politik yang berbeda di kampus.

"Pendidikan politik yang mereka dapat di kampus, itu berbeda dengan pendidikan politik partai. Sementara partai pun tidak menyentuh kampus, sehingga muncullah kaum apatis," kata Dedy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    Nasional
    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Nasional
    Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

    Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

    Nasional
    Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

    Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

    Nasional
    Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

    Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

    Nasional
    Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

    Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com