Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagu "Butiran Debu" Redakan Bentrok Warga-Mahasiswa

Kompas.com - 17/06/2013, 17:40 WIB
Kontributor Kompas TV, Muzzammil D. Massa

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com - Bentrokan yang melibatkan demonstran anti-kenaikan harga BBM dengan warga sekitar Jalan Nani Wartabone, Gorontalo, Senin (17/6/13) diredam polisi dengan menggunakan Long Range Accoustic Device (LRAD).

Alat yang juga sering disebut sebagai meriam sonik ini adalah perlengkapan anti huru-hara terbaru milik Polda Gorontalo yang mampu mengeluarkan suara memekakkan telinga untuk memecah konsentrasi massa.

Saat sedang terjadi saling lempar batu antara demonstran dan warga, polisi tiba-tiba mengeluarkan gelombang suara mirip tembakan laser di film-film science fiction dari LRAD yang terpasang di sebuah mobil taktis. Uniknya, selain suara memekakkan telinga, LRAD itu juga mengeluarkan suara seorang lelaki yang sedang menyanyi.

"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi..." begitulah lirik lagu yang terdengar dari LRAD tersebut.

Lagu yang diketahui berjudul Butiran Debu milik kelompok band Rumor tersebut terdengar di sela-sela keributan massa demonstran vs warga sekitar yang saling melempar batu. Entah lagu tersebut berpengaruh pada kedua kubu atau tidak, yang jelas bentrokan antarkeduanya pun mereda beberapa saat kemudian.

Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Gorontalo diwarnai dua kali bentrokan. Massa demonstran yang berunjuk rasa di depan gerbang kampus Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bentrok dengan aparat keamanan dan warga sekitar.

Awalnya demonstrasi ini berlangsung tertib. Ratusan massa yang mengaku gabungan mahasiswa dan masyarakat melakukan orasi dan membentangkan spanduk menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Sambil berorasi, massa juga melakukan aksi bakar ban.

Dalam demonstrasinya, massa mengecam rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Menurut mereka, kenaikan BBM akan mendorong naiknya harga sembilan bahan pokok yang nantinya akan membuat masyarakat bertambah sengsara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com