KENDARI, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak hanya dilakukan oleh mahasiswa. Di Kendari, puluhan ibu rumah tangga dan bocah perempuan juga ikut aksi menolak kenaikan harga BBM di depan alun-alun kota, Jumat (14/6/2013).
Kendati diguyur hujan, namun tak menyurutkan semangat kaum ibu dan anak-anak untuk turun ke jalan. Mereka menggunakan payung sambil memegang pamflet kecil berisikan penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Mereka turut aksi dan bergabung dengan ratusan aktivis Hizbuh Tahrir Sulawesi Tenggara yang melakukan aksi serupa.
Para ibu dan anak mengumandangkan takbir yang dipimpin orator massa Hizbuh Tahrir. Dalam orasinya, pendemo penolakan rencana kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dianggap menyengsarakan rakyat karena hanya menyukseskan liberalisasi sektor hilir.
Menyukseskan liberalisasi dilakukan untuk memenuhi tuntutan pihak asing," kata seorang orator massa aksi. Massa mengingatkan pemerintah, menaikan harga bahan BBM di tengah kesulitan hidup seperti saat ini, bisa mendorong gejolak dan berkembang menjadi semacam revolusi sosial seperti yang telah terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah.
Beberapa spanduk dibentangkan massa aksi yang bertuliskan penolakan keras terhadap kebijakan pemerintah atas rencana menaikan bahan bakar minyak. Setelah hampir dua jama massa kemudian membubarkan diri dengan tertib. Aksi ini tetap mendapat pengawal personel dari Polresta Kendari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.