Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anis Matta: Wajar, 3 Menteri dari PKS Ikuti Perintah Presiden

Kompas.com - 14/06/2013, 06:01 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera memutuskan menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Keputusan tersebut diambil dalam pertemuan yang digelar di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/6/2013) malam. Lalu, bagaimana sikap PKS soal 3 kadernya yang menjadi menteri di kabinet dan tetap menjalankan kebijakan terkait kenaikan harga BBM?

"Wajar. Itu kan urusan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Yang mengangkat mereka jadi menteri juga Presiden kan? Jadi mereka harus ikut Presiden dong," ujar Presiden PKS Anis Matta, seusai pelantikan Gubernur Jawa Barat, Kamis (13/6/2013). Perbedaan sikap partai dengan tiga anggota kabinet dari partainya pun menurut Anis dinilai wajar saja dalam sistem demokrasi yang sekarang berlaku.

"Ini kan hanya kebijakan kami di partai. Toh mereka (ketiga menteri) tidak punya posisi apa-apa di partai, kecuali sebagai anggota majelis syuro. Jadi engga masalah, kami tetap istiqamah," kata Anis. Di era demokrasi seperti sekarang ini, menurut dia, adalah hal wajar jika satu kelompok terdapat perbedaan pendapat.

"Perbedaan pendapat jangan mengarah pada permusuhan dong," tegas Anis. Di era demokrasi, ulang dia, wajar kalau ada perbedaan pendapat.

Sebagai masyarakat demokrasi yang sudah dewasa, ujar Anis, tak seharusnya kita gampang dicerai-beraikan dengan persoalan semacam ini. "Ini masalah biasa-biasa saja, tidak ada masalah," tegas Anis.

Dalam kesempatan itu Anis menolak menjawab apakah PKS akan tetap berada di koalisi atau keluar, setelah jelas sikap partainya yang menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Jangan berandai-andai," tepis dia.

Anis pun memastikan sampai sekarang tak ada ancaman yang diterima jajaran partainya. "Ini kan hanya perbedaan biasa saja. Sudah biasa. Dulu soal (Skandal Bank) Century kan kami berbeda (juga)," tutur dia.

Karenanya Anis mengatakan, PKS tak mau berandai-andai soal kelanjutan kebersamaan mereka di PKS. "Yang penting kami ini kan dalam rangka bekerja untuk rakyat," ujar dia.

Kepastian sikap PKS menolak kenaikan harga BBM bersubsidi diputuskan dalam pertemuan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS. Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nurwahid menyatakan DPTP adalah pengambil keputusan tertinggi di partainya sehingga Dewan Pimpinan Pusat PKS mengikuti keputusan yang sudah dibuat DPTP PKS.

Soal penolakan rencana kenaikan harga BBM yang berseberangan dengan pemerintah dan koalisi partai pendukung pemerintah, menurut Anis tak perlu dibesar-besarkan. "Kami sepakat menolak. Ini kan perbedaan biasa-biasa saja, masalah biasa-biasa saja, jadi, ya, jangan terlalu dibesar-besarkan, hanya persoalan biasa," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Nasional
    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

    PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

    Nasional
    Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

    Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

    Nasional
    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

    Nasional
    Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

    Nasional
    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

    Nasional
    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Nasional
    Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

    Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

    Nasional
    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Nasional
    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com