JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku masih melihat indikasi adanya penyimpangan penggunaan keuangan negara, salah satunya korupsi. Presiden menyoroti pengelolaan keuangan negara di empat sektor.
"Selama hampir sembilan tahun jadi Presiden, saya tetap (melihat) indikasi itu. Penyimpangan penggunaan keuangan negara, yang bocor, yang dikorupsi," kata Presiden saat acara laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Presiden mengatakan, indikasi korupsi masih terlihat dalam pengadaan barang dan jasa, baik di pemerintah pusat maupun daerah. Sektor lain ialah dalam pengelolaan bantuan sosial dan pajak.
"Kalau menurunnya pajak karena pendapatan perusahaan berkurang akibat pertumbuhan ekonomi menurun, itu bisa dimengerti. Tetapi, kalau karena soal lain, berarti ada yang tidak benar," kata Presiden.
Sektor terakhir, tambah Presiden, yakni dalam perizinan. Hal itu terlihat dari banyaknya pimpinan daerah yang diperiksa penegak hukum terkait perizinan. Jumlahnya hingga ratusan.
Untuk itu, Presiden berharap agar seluruh aparat penegak hukum bersama lembaga audit negara bersama-sama membenahi sektor hulu. Jika hulu diperbaiki, kata Presiden, penyimpangan di hilir akan semakin berkurang.
"Tujuannya kan bukan mengadili dan menghukum seseorang, tetapi tujuan utama selamatkan keuangan negara sebesar-besarnya," papar Presiden.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.