BANDUNG, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menyatakan kesiapannya berkompetisi dalam konvensi calon presiden yang akan diadakan Partai Demokrat. Ia tak takut bersaing dengan sejumlah tokoh yang cukup populer, seperti Marzuki Alie dan Gita Wirjawan. Menurutnya, popularitas seseorang tak menjamin kapasitasnya sebagai pemimpin bangsa.
"Memilih presiden bukan semata-mata mengukur dari segi popularitas. Kalau popularitas yang dijadikan acuan, sama saja seperti memilih 'Presiden Idol' yang dipilih pakai SMS. Yang populer, dia yang menang," kata Irman seusai mengisi kuliah umum di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (10/6/2013).
Meski demikian, ia mengakui, popularitas bisa menjadi salah satu tolok ukur dan pertimbangan mengusung seorang capres.
"Popularitas memang iya, tapi bukan segala-galanya," ujarnya.
Irman menambahkan, yang diperlukan dalam bursa capres adalah calon yang mengerti tantangan bangsa Indonesia ke depan. Selain itu, rekam jejak juga harus menjadi bahan pertimbangan seseorang mencalonkan diri sebagai capres.
"Harus ada semacam kesamaan pendapat tantangan apa yang dihadapi bangsa ini dua puluh tahun ke depan. Kalau hanya dilihat dari segi popularitas, nanti malah menjadi right man in the wrong place," kata Irman.
Partai Demokrat akan mengadakan konvensi capres untuk menjaring calon yang akan diusungnya pada Pemilihan Presiden 2014. Saat ini, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu tengah menggodok aturan main dan kriteria calon yang diperbolehkan mengikuti konvensi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.