Pieter P Gero
Kehadiran Volvo berupa truk bermerek Volvo ataupun bermerek UD dan Renault semakin memperketat peta persaingan pasar truk. Sebelumnya pasar sudah mengenal beberapa truk keluaran Mitsubishi, Hino, dan Mercedes Benz. Belakangan ini muncul sejumlah truk buatan China. Pasar semakin ketat dan padat.
Namun, Presiden dan Chief Executive Officer Volvo Group Global Olof Persson tetap optimistis Volvo punya peluang dengan kinerja mesin tangguh, teknologi tinggi, serta irit bahan bakar minyak (BBM), terutama untuk transportasi dan kegiatan di pertambangan. ”Kami menawarkan efisiensi tinggi dalam transportasi,” ujar Persson. Berikut petikan wawancara dengan Persson, di Jakarta, akhir Mei lalu.
Bisa merinci tujuan ke Indonesia?
Saya datang karena kami sudah melihat dan mengamati sejak lama prospek Indonesia yang sangat baik dan meyakinkan. Kami melihat perkembangan ekonomi dan industrial yang meyakinkan. Saya ke sini juga untuk berjumpa klien Volvo, para pekerja dan mitra kami dari Group Astra. Ini kesempatan yang baik untuk pendekatan emosional saya dengan mereka.
Ekonomi Indonesia tumbuh 6 persen, momentum bagi truk dari Grup Volvo?
Kami lihat, menganalisis, dan yakin perkembangan ekonomi ini akan terus berlanjut karena Indonesia selalu berkembang pesat. Kami pun percaya diri menawarkan truk-truk kami dan alat-alat konstruksi lain yang dapat berkontribusi untuk pembangunan Indonesia ini. Ini rencana jangka panjang kami.
Untuk itu, kami perlu truk dan alat-alat berat yang tepat dengan cara pemasaran yang tepat. Semisal soal truk UD, kini truk UD di Indonesia menjadi pasar nomor dua terbesar setelah
Volvo dikenal merek premium, UD