Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Akan Lelang Terbuka PRJ 2014

Kompas.com - 08/06/2013, 03:48 WIB

”Sebaiknya perda tentang perubahan format dan penyelenggara. Intinya, acara nanti lebih menguntungkan bagi DKI Jakarta,” katanya.

Thamrin mengatakan, perubahan penyelenggara sangat memungkinkan sejauh siap dengan dasar hukumnya. Bukan hanya itu, Pemprov DKI perlu menghitung saham yang saat ini ditanam di PRJ. Selanjutnya, menarik kepemilikan saham dan menggelar tender terbuka.

Menurut Thamrin, penyelenggaraan PRJ selama ini belum menguntungkan secara ekonomi dan nonekonomi. Karena itu, penyelenggaraan perlu dievaluasi dengan mengutamakan muatan lokal.

Menanggapi sorotan itu, Ralph Scheunemann, Direktur Pemasaran Jakarta Fair, mengatakan, tahun ini panitia penyelenggara menyediakan 45 persen tempat untuk UKM dari 130.000 meter persegi area Jakarta Fair.

Penyelenggara, kata Ralph, berusaha mengakomodasi kepentingan pengusaha kecil, menengah, dan besar agar semua dapat menikmati acara. ”Kalau tidak ada peserta kelas menengah atas, yang rugi UKM juga,” katanya.

Ralph menjelaskan mengenai harga sewa stan di Jakarta Fair. Penyelenggara mematok harga sewa stan Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per meter persegi untuk 32 hari pameran PRJ. Harga itu lebih murah dibanding acara pameran lain yang digelar kurang dari 32 hari.

Walaupun demikian, Ketua Forum Usaha Kecil Menengah DKI Jakarta Achmad Bunhani Isbandi merasa harga sewa stan di Jakarta Fair masih terlalu mahal. ”Mereka yang ikut ke sana paling banyak didampingi pembinanya. Jika tampil sendiri berat,” kata Isbandi.

Warga juga menyoroti soal masalah tiket. Buyung (73), warga Matraman, Jakarta Timur, meminta pengelola memberi kemudahan bagi para warga lanjut usia (lansia). Sejak tahun 2011, pintu loket warga lansia dipisahkan dengan loket pengunjung umum. Namun, hal itu malah menyulitkan.

”Loket untuk lansia terpisah sejauh 300 meter dari pintu loket umum. Kami sekeluarga terpaksa masuk melalui pintu umum sehingga kami harus membayar penuh. Padahal, seharusnya gratis,” tulis Buyung dalam suratnya ke Redaksi Kompas. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com