JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai tak akan berani mendepak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) keluar dari koalisi. Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dodi Ambardi menilai gaya komunikasi SBY dan upaya mempertahankan etika politik sebagai alasannya.
Bila PKS nantinya benar-benar akan didepak, Dodi memperkirakan, SBY hanya akan berada di balik layar. Menurutnya, SBY akan menggunakan Sekretariat Gabungan (Setgab) sebagai alat untuk mengeluarkan PKS dari tubuh partai koalisi.
"Saya kira (SBY) tidak akan mendepak, seperti main karambol atau biliar, kalau ingin memasukkan bola maka menggunakan bantuan bola lain untuk memasukannya," kata Dodi saat dihubungi pada Jumat (7/6/2013).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia ini menegaskan, saat posisi sudah semakin mendesak, maka akan terjadi tarik-menarik di dalam partai koalisi. Namun begitu, SBY tetap tak akan turun gunung untuk ikut menentukan nasib PKS.
"Alasannya pola komunikasi SBY, terus ada kayak semacam etika, saya kira akan diselesaikan di tingkat Setgab," ujarnya.
Untuk diketahui, posisi PKS di tubuh partai koalisi semakin memanas. Sikap partai tersebut menolak kenaikan harga BBM tak sejalan dengan partai koalisi yang mendukung pemerintah. Di sisi lain, PKS dianggap inkonsisten karena tak tegas menempatkan posisinya. PKS dinilai memiliki sikap berseberangan dengan pemerintah dan mengklaim menolak kenaikan harga BBM dengan alasan membela kepentingan rakyat, tetapi tak berani keluar dari koalisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.