Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Bung Karno dan Jatuh Cinta

Kompas.com - 07/06/2013, 09:43 WIB
Marcellus Hernowo

Penulis

KOMPAS.com - Rabu (29/5) sore, sejumlah pria berpakaian formal memasuki museum patung lilin Madame Tussauds di Bangkok, Thailand. Sejurus kemudian, obrolan dalam bahasa Indonesia dari para anggota rombongan itu langsung terdengar mendominasi percakapan di museum tersebut.

Sejumlah anggota DPR, seperti Sidarto Danusubroto dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Mustafa Kamal dari Partai Keadilan Sejahtera, terlihat dalam rombongan itu. Mereka berhenti, berbincang cukup lama, dan saling berfoto di depan patung lilin Bung Karno, presiden pertama Indonesia.

Bung Karno menjadi satu-satunya orang Indonesia yang dibuatkan patung lilin di Madame Tussauds. Di patung itu, Bung Karno memakai baju putih, seperti yang dikenakannya saat berkunjung ke Amerika Serikat untuk menyampaikan pidato berjudul ”To Build the World a New” di depan Sidang Umum PBB XV pada 30 September 1960.

Di museum itu, patung Bung Karno yang diresmikan 24 September 2012 diletakkan di lorong utama dan urutan kedua setelah patung Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dan istrinya, Ratu Sirikit. Siapa pun yang masuk museum itu pasti melewati patung lilin Bung Karno. Setelah patung lilin Bung Karno, baru patung lilin tokoh lain, seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Aung San Suu Kyi (Myanmar), Mahatma Gandhi (India), serta penyanyi Justin Bieber dan aktris Nicole Kidman.

Ketika mengetahui ada wartawan dari Indonesia yang juga berada di museum itu, tiba-tiba kesan berupaya menghindar terlihat dari sejumlah anggota rombongan itu. Sempat terdengar celetukan, ”Jangan difoto, nanti bisa diberitakan macam-macam.”

”Hei, kita ketemu juga di sini,” kata Sidarto saat disapa. Ia menjelaskan, kedatangannya ke Bangkok untuk menghadiri seminar pemberantasan terorisme, kerja sama ASEAN dan Pemerintah Jepang. Ia juga mengatakan, kehadirannya di Madame Tussauds dilakukan saat istirahat pertemuan.

Sidarto pernah menjadi ajudan Bung Karno pada 6 Februari 1967-23 Maret 1968. Ia menjadi ajudan terakhir karena setelah ditarik, pemerintah tidak lagi menyediakan ajudan untuk Bung Karno. ”Kehormatan bagi saya dapat mendampingi beliau di masa-masa terburuk. Patung lilin ini menunjukkan, Bung Karno telah menjadi tokoh dunia,” katanya.

Namun, Sidarto menilai patung lilin Bung Karno di museum tersebut terlalu lembut sehingga kurang memancarkan wibawa serta karisma Soekarno yang dikenalnya. ”Bung Karno itu manly. Kalau melihatnya langsung, Anda pasti akan jatuh cinta,” ujar Sidarto kepada salah satu wartawati.

Tak hanya Sidarto yang terdengar berkomentar tentang Soekarno dan patung lilinnya. Saat Sidarto memberi penjelasan, sebagian anggota rombongan itu juga kembali mendekat ke patung lilin Bung Karno.

Mungkin benar kata Sidarto, Bung Karno amat manly (jantan). Dan sikap manly ini yang mungkin sulit ditemukan dalam praktik politik saat ini sehingga banyak orang sulit jatuh cinta kepadanya.... (M Hernowo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com