Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Harus Berani Keluar Koalisi

Kompas.com - 05/06/2013, 18:07 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk kesekian kalinya sikap Partai Keadilan Sejahtera berseberangan dengan partai-partai lain di dalam koalisi. Sikap partai tersebut secara jelas ditunjukkan pada saat pelaksanaan rapat Sekretariat Gabungan di rumah dinas Wakil Presiden Boediono, Selasa (4/5/2013) malam kemarin. Partai yang dipimpin oleh Anis Matta itu justru tidak menghadiri rapat membahas rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA), Said Salahuddin mengapresiasi langkah PKS yang menyatakan tidak setuju terhadap rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurutnya, seluruh fraksi di Parlemen wajib memperjuangkan aspirasi masyarakat yang menentang rencana kenaikan harga BBM.

"Rakyat hanya ingin partai dan orang-orang yang telah mereka pilih pada Pemilu 2009 lalu sungguh-sungguh mendengar dan menunjukan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Kalau rakyat berkehendak menolak kenaikan harga BBM, ya mestinya parpol di DPR berpihak pada aspirasi rakyat itu. Justru aneh kalau parpol lain di Senayan tidak mengambil sikap seperti PKS," kata Said melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Rabu (5/6/2013).

Terkait hal ini, Said mengatakan, PKS harus siap untuk didepak dari koalisi partai yang tergabung di dalam Sekretariat Gabungan. Para menteri asal PKS juga harus siap diganti oleh SBY. Tercatat setidaknya ada tiga menteri asal PKS yang tergabung di dalam KIB Jilid II, yaitu Menteri Pertanian Suswono, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri.

"Kalau mereka serius pada sikapnya, ya harus berani begitu. (PKS) harus menyatakan berani menerima risiko dikeluarkan dari koalisi pendukung pemerintah, termasuk apabila kadernya yang duduk di kabinet diganti. Kalau hanya berani menolak saja, tapi tidak siap ditendang dari Setgab, ya omdo (omong doang) aja itu," tegasnya.

Meski demikian, menurut Said, Setgab sebenarnya tidak perlu mendepak PKS dari koalisi. Jika hal itu terjadi, hal ini menunjkkan Setgab tidak menghargai adanya demokrasi. "Justru kalau ada paprpol yang kritis dan punya sikap yang berbeda, pemimpin dan anggota koalisi perlu membuka ruang dialog untuk mencapai kompromi. Bukan asal main tendang. Hanya negara yang dipimpin rezim otoriter yang asal main tendang begitu," terangnya.

Seperti diberitakan, pemerintah berencana menaikkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Jika direalisasikan, sebanyak 15,53 juta keluarga miskin akan menerima uang tunai Rp 150.000 per bulan selama lima bulan dan kompensasi dalam bentuk program lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Nasional
    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Nasional
    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Nasional
    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Nasional
    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    Nasional
    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    Nasional
    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Nasional
    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Nasional
    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Nasional
    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    Nasional
    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Nasional
    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com