Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desakan "Menjewer" PKS

Kompas.com - 05/06/2013, 09:27 WIB
ING

Penulis

KOMPAS.com - Untuk kesekian kalinya, Partai Keadilan Sejahtera bersikap berbeda dengan partai-partai koalisi pemerintah. Kali ini, partai pimpinan Anis Matta itu keukeuh menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sejumlah hal dijadikan alasan. Spanduk-spanduk penolakan kenaikan harga BBM pun mulai "bertabur" di sejumlah wilayah Ibu Kota. Sekretariat Gabungan (Setgab) telah menyepakati kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Manuver PKS ternyata sudah bikin gerah. Politisi dan elite partai koalisi mulai angkat suara: tertibkan, hingga keluarkan saja PKS dari barisan koalisi. Mari kita lihat, dari mana saja desakan itu datang.

Respons partai koalisi

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa menegakkan disiplin di internal koalisi. Ia mengatakan, seharusnya tidak boleh ada perbedaan sikap parpol koalisi ketika sudah menjadi keputusan pemerintah.

"Menurut saya, penegakan disiplin penting. Kalau enggak, tidak ada manfaatnya kita bergabung kalau kayak gini terus," kata Agung di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Ia berpendapat, PKS seharusnya mendukung kenaikan harga BBM karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Apalagi, kata dia, kenaikan harga BBM sudah menjadi kesepakatan politik pemerintah.

"Sebaiknya kesepakatan apa pun yang kita sepakati dengan cara demokratis tinggal dilaksanakanlah. Saya berharap satu bahasa, kompak," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Hasrul Azwar mengatakan, partainya menyerahkan sepenuhnya kepada SBY sebagai pemimpin koalisi.

"Kami tidak etis melakukan intervensi di internal partai politik. Kita serahkan sepenuhnya ke Presiden. Berani enggak Pak SBY?" ujar Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Hasrul mengatakan, sikap berbeda yang ditunjukkan PKS adalah hak politik setiap partai. PPP tidak merasa terganggu dengan keputusan PK. "Kami tidak merasa terganggu ataupun dirugikan dengan sikap PKS itu. Itu hak mereka," ujar Ketua Fraksi PPP ini.

Dari elite Demokrat, desakannya lebih keras lagi. Wakil Ketua Umum DPP  Nurhayati Ali Assegaf meminta PKS tidak merongrong pemerintah hanya untuk menarik simpati masyarakat.

"Koalisi itu kan dengan niat baik, kesamaan visi, bukan sebaliknya merongrong pemerintah di saat rakyat memerlukan bantuan," katanya, seusai menghadiri rapat Sekretariat Gabungan (Setgab), di rumah dinas Wakil Presiden Boediono, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2013) malam.

Dalam rapat Setgab tadi malam, hanya pimpinan PKS yang tak hadir di antara semua partai dalam koalisi pendukung pemerintah.

Sekretaris Fraksi PKS di DPR Abdul Hakim mengatakan, ketidakhadiran pimpinan PKS dalam rapat tersebut semata karena alasan teknis. Pada saat rapat digelar, Presiden PKS Anis Matta sedang ada kegiatan di Jombang, Jawa Timur. 

Menyikapi ketidakhadiran PKS dalam rapat, Nurhayati mengatakan sudah kebal dengan polah partai itu. Dia pun mengecam langkah PKS yang pada satu sisi menyatakan menolak kenaikan harga BBM dengan alasan membela rakyat, tetapi di sisi lain tetap bergabung di gerbong partai koalisi pendukung pemerintah.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Halalbihalal Merawat Negeri

    Halalbihalal Merawat Negeri

    Nasional
    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Nasional
    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Nasional
    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Nasional
    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Nasional
    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Nasional
    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Nasional
    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Nasional
    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    Nasional
    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    Nasional
    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com