Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Priyo Menuding Elite Partai Golkar

Kompas.com - 04/06/2013, 02:46 WIB

Jakarta, Kompas - Wakil Ketua DPR dari Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, menuding ada segelintir elite di partainya yang ingin menyingkirkannya dari posisi di DPR ataupun kepengurusan partai. Caranya, dengan menggerakkan pemberitaan tentang kasus korupsi pengadaan Al Quran. Nama Priyo beberapa kali disebut dalam persidangan.

Priyo mempersilakan jika ada yang ingin menggantikan posisinya, baik di DPR maupun kepengurusan Partai Golkar. Apalagi, jabatan sebagai Wakil Ketua DPR tinggal satu tahun.

”Namun, caranya yang baik, tak harus dengan cara seperti ini. Saya tahu betul masalah ini. Ini risiko saya. Tetapi tetap ada tata kramalah kalau ada teman (terkena masalah), minimal doakan mereka. Jangan justru dorong-dorong ada aspek pemberitaan,” ujar Priyo, Senin (3/6), di Kompleks Parlemen, saat ditanya kunjungannya ke Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Sabtu lalu.

Dalam kunjungan itu, menurut Kepala LP Sukamiskin Giri Purbadi, Priyo mengajukan permohonan untuk menemui Fahd Rafiq. Adapun Priyo mengatakan kunjungannya dalam rangka inspeksi mendadak. Dia mengatakan mengikuti seluruh prosedur. Selain menemui Fahd, Priyo juga menemui terpidana seperti Hari Sabarno, Eddie Widiono, Syamsul Arifin, dan M Nazaruddin (Kompas, Minggu, 2/6).

Fahd adalah terpidana kasus korupsi dana penyesuaian infrastruktur daerah dan saksi kasus korupsi pengadaan Al Quran. Priyo beberapa kali disebut dalam persidangan kasus itu. Dalam sidang, Fahd menyebut Priyo menerima fee 1 persen dari Rp 4,7 miliar. Priyo menyangkal terlibat kasus itu. Belakangan, Fahd mengaku mencatut nama Priyo.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lalu Mara Satria Wangsa dan Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Thohari, secara terpisah, membantah tudingan Priyo tersebut. Lalu Mara menyatakan, di rapat pleno partai tidak pernah muncul wacana mengganti Priyo dari posisinya dalam kepengurusan di partai dan Wakil Ketua DPR.

Hajriyanto mengatakan, apa yang dilakukan Priyo bukan dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPP, tetapi sebagai Wakil Ketua DPR. Karena itu, partainya menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan atau Badan Kehormatan DPR untuk mengklarifikasi sidak yang dilakukan Priyo.

Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan belum mendapatkan penjelasan dari Priyo terkait kunjungannya ke LP Sukamiskin, Sabtu lalu. Pasalnya, pimpinan DPR baru akan menggelar rapat pimpinan pada minggu depan.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin mengatakan, pihaknya tidak akan terlalu mempersoalkan kedatangan Priyo ke LP Sukamiskin. Berdasarkan laporan stafnya, Priyo mengunjungi kerabat, dan tidak ada sidak.

Konflik kepentingan

Kemarin, Priyo mengatakan, sebagai Wakil Ketua DPR, dirinya dapat saja melakukan kunjungan dalam rangka tugas. Namun, dalam kunjungannya ke LP Sukamiskin kali ini, dirinya bertindak sebagai warga biasa. ”Saya katakan ini adalah kunjungan tidak resmi,” katanya.

Menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, secara terpisah, kunjungan Priyo tersebut berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Alasannya, Priyo menemui terpidana korupsi yang pernah mengaitkan nama Priyo dengan kasusnya. Menurut Bambang, jika kunjungan Priyo itu untuk menemui Fahd, hal itu berpotensi melanggar etika.(NWO/FAJ/INA/ANA/BIL/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com