JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan, Indonesia seharusnya bangga ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan dari bangsa lain. Namun, di sisi lain, rakyat yang merasakan pemerintahan SBY perlu mengkritik pemberian penghargaan itu.
"Saya melihatnya dari dua posisi, posisi sebagai bangsa dan sebagai rakyat. Sebagai bangsa, kita harus bangga Presiden mendapat penghargaan seperti itu. Artinya, di mata dunia internasional dan di tengah-tengah bangsa lain, kita punya Presiden yang dihargai," kata Mahfud di Jakarta, Sabtu (25/5/2013).
Mahfud tak menyangkal banyak rakyat yang mempertanyakan penghargaan itu. Sebab, selama pemerintahan SBY, banyak pemberitaan masalah intoleransi hingga tindak kekerasan. "Sebagai rakyat, kita harus mengkritisi kriteria yang berikan untuk itu. Nampaknya, belum sesuai fakta yang ada di lapangan. Tentang kerukunan, multikulturalisme, tentang tindakan tegas terhadap anarkisme, diskriminatif, ini kan masih banyak terjadi. Nah, sebagai rakyat kita melihat itu," paparnya.
"Masa presidennya dapat pengghargaan kita tidak bangga. Menurut saya, tidak bagus juga kalau presidennya dapat penghargaan dari bangsa lain kok kita tidak setuju," katanya lagi.
Seperti diberitakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan menerima penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation, suatu yayasan antaragama bergengsi di Amerika Serikat. Ini merupakan kesekian kalinya Presiden SBY menerima penghargaan internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.