Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukotjo Akui "Mark Up" Simulator SIM

Kompas.com - 24/05/2013, 16:42 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (ITI) Sukotjo S Bambang mengakui ada penggelembungan harga dalam proyek simulator ujian surat izin mengemudi roda empat (R4) dan roda dua (R2) di Korps Lalu Lintas Polri tahun anggaran 2011.

Pengakuan itu disampaikan Sukotjo saat bersaksi di sidang terdakwa mantan Kepala Korlantas Polri Insepektur Jenderal Djoko Susilo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (24/5/2013).

Sukotjo mengatakan, awalnya ia tidak diperkenankan mengikuti tender oleh Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa AKBP Teddy Rusmawan dan Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Santoso. Alasannya, PT ITI yang memproduksi simulator sehingga jika ikut tender dipastikan akan menang.

Namun, PT CMMA diyakinkan akan memenangkan tender. PT ITI akan diberi order untuk memproduksi simulator R4 dan R2. Sukotjo mengaku diminta Teddy dan Budi membuat semua dokumen pengajuan lelang oleh lima perusahaan peserta lelang. Salah satu perusahaan itu adalah PT CMMA.

Sukotjo juga mengaku diminta membuat harga perkiraan sendiri (HPS) untuk simulator R4 dan R2. Pembuatan HPS dilakukan di ruang kerja anggota panitia lelang, Ni Nyoman Suartini. Namun, sudah ada kisaran harga per unit. Untuk harga simulator R2 sekitar Rp 80 juta per unit dan R4 sekitar Rp 260 juta per unit.

Untuk meyakinkan, Sukotjo tidak membuat harga bulat, tetapi menjadi sekitar 78 juta per unit. Untuk R4 menjadi sekitar Rp 258 juta per unit. Awalnya, Korlantas akan mengadakan simulator R2 dan R4 masing-masing 1.000 unit.

"Menurut Budi Susanto yang disampaikan ke saya di ruangan Teddy Rusmawan, harga itu sudah ditetapkan Budi dan Djoko Susilo. Saat itu, Ni Nyoman sempat protes untuk minta harga diturunkan dengan alasan terlalu mahal. Saat itu saya katakan saya tidak berhak untuk mengurusi harga. Saya hubungi Budi Susanto, dan Budi Santoso mengatakan akan hubungi Djoko Susilo. Kurang lebih lima menit kemudian, Ni Nyoman terima telepon dari seseorang hanya ngomong 'siap komandan'. Setelah itu Ni Nyoman tidak permasalahkan harga," kata Sukotjo.

Hakim bertanya, berapa sebenarnya harga jual per unit. Untuk simulator R2, menurut Sukotjo, sebenarnya hanya Rp 42,6 juta per unit. Adapun R4 hanya Rp 50 juta unit. Agar harga sesuai instruksi, tambah dia, mau tidak mau harga di-mark up.

Cara mark up pertama, kata dia, dengan mengulangi komponen. Kedua, komponen yang ada dipecah menjadi beberapa komponen. Contohnya, harga komponen pengendali dipecah menjadi beberapa bagian seperti gas, kopling, dan speedometer.

"Cara ketiga, komponen yang tidak ada dicantumkan di sana. Misalnya, komponen kursi penumpang sebelah kiri dan sabuk pengaman di simulator R4," kata Sukotjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

    Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

    Nasional
    Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

    Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

    Nasional
    Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

    Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

    Nasional
    KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

    KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

    Nasional
    Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

    Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

    Nasional
    Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

    Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

    Nasional
    Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

    Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

    Nasional
    Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

    Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

    Nasional
     Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

    Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

    Nasional
    Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

    Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

    Nasional
    Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

    Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

    Nasional
    Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

    Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

    Nasional
    Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

    Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

    Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

    Nasional
    Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

    Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com