Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Tak Fokus Keluar Koalisi

Kompas.com - 23/05/2013, 15:36 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq mengakui adanya usulan agar partainya keluar dari koalisi partai pendukung pemerintah. Meski demikian, hal tersebut belum menjadi fokus utama yang dibahas oleh Majelis Syuro PKS.

Mahfudz menyampaikan, usulan PKS segera keluar dari koalisi dipicu tak berimbangnya sikap pemerintah, mengambil contoh dalam rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Di satu sisi, PKS diminta mendukung, tetapi di sisi lain semua usulan positif PKS tak pernah digubris. "Usulan (keluar koalisi) ada, bukan karena nyaman atau tidak nyaman, tapi ada kebijakan yang kelihatannya pemerintah ini hanya mau untung sendiri. Buat apa kita mendukung? Kita tak mendapat respons positif terhadap usulan yang sebenarnya bisa memberikan solusi komprehensif," kata Mahfudz, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/5/2013).

Atas dasar itu, kata Mahfudz, Majelis Syuro PKS saat ini lebih memilih untuk membahas isu-isu terkini, khususnya yang diprediksi memberi dampak langsung pada PKS. Hal ini, di antaranya, kasus yang membelit mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Selain itu, Majelis Syuro PKS juga tengah fokus mencermati rencana kenaikan harga BBM. PKS mengaku mendukung dengan catatan semua usulan komprehensif yang diajukan dapat diakomodasi lebih lanjut. "Sampai saat ini tak ada pembicaraan keluar (koalisi). Itu bisa terjadi kapan saja. Tapi, yang jelas, isu paling serius yang akan dihadapi masyarakat sekarang ini adalah tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid juga membenarkan adanya wacana untuk keluar dari partai koalisi meski proses pengambilan keputusannya masih panjang dan harus meminta pertimbangan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS. Tugas DPTP, kata Hidayat, seperti tugas Majelis Syuro yang mempertimbangkan seluruh perkembangan terkini.

Di dalam DPTP ada Ketua Majelis Syuro, Ketua DPP, Sekretaris Jenderal, Bendahara, Ketua Dewan Syariah, dan Majelis Pertimbangan Syariah. "Kata kuncinya wacana, dan wacana bukan keputusan. Mengenai untung ruginya saya tidak bisa sampaikan karena saya tak ingin melampaui kewenangan DPTP," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

    Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

    Nasional
    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Nasional
    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Nasional
    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Nasional
    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Nasional
    Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

    Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

    Nasional
    Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

    Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

    Nasional
    Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

    Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

    [POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

    Nasional
    Sejarah Hari Buku Nasional

    Sejarah Hari Buku Nasional

    Nasional
    Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

    UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

    Nasional
    KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

    KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

    Nasional
    Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

    Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

    Nasional
    Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

    Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com