Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Srikandi Serba Salah

Kompas.com - 22/05/2013, 18:04 WIB
Norma Gesita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga yang telah menetap lama di Kampung Srikandi RT 07 RW 03, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, terus memilih bertahan di rumah sampai penggusuran di daerah tersebut dilaksanakan pada Rabu (22/5/2013).

Zubaidah (26), salah satu warga yang akhirnya harus merelakan rumahnya digusur, mengaku telah lebih dari 10 tahun tinggal di Kampung Srikandi.

"Sudah belasan tahun di sini," kata Zubaidah ketika ditemui Kompas.com saat sedang memindahkan barang-barang, Rabu (22/5/2013).

Zubaidah mengaku tidak mendapatkan surat pemberitahuan dari pihak penggusur. Ia hanya mendengar kabar tersebut dari warga sekitar. Karena warga yang juga sudah lama tinggal di kawasan itu memilih bertahan, ia pun ikut bertahan.

"Saya enggak dapet surat, cuma denger-denger aja dari tetangga," Nasib serupa terjadi pada Rumiah (55) yang telah tinggal lebih dari 25 tahun di kawasan tersebut. "Saya udah dari dulu di sini, lebih dari 25 tahun," katanya.

Berbeda dengan Zubaidah dan Rumiah, Kartika (32) baru tinggal di Kampung Srikandi sekitar enam bulan. "Baru enam bulan kontrak disini, eh digusur," katanya pasrah.

Kartika sebenarnya sudah mengetahui berita penggusuran tersebut, tetapi dirinya tak berani pindah lantaran rasa tidak enak kepada warga yang telah lama tinggal di sana.

"Sebenarnya dari kemarin udah mau angkat barang, tapi nanti disangka mendukung penggusuran," katanya yang takut jika harus bentrok dengan warga lain.

Pemilik kontrakan yang ditempati Kartika adalah salah satu orang yang telah menerima ganti rugi sehari sebelumnya.

"Itu pemilik kontrakan saya udah nego harga ganti rugi kemarin. Harusnya yang lain nego harga juga. Kalau sekarang, kan, rumah hancur, ganti rugi juga enggak dapet," kata Kartika yang serba salah harus berbuat apa.

Memang, kata Kartika, kalau orang-orang yang berpikiran seperti dirinya langsung minta ganti rugi dan pindah sebelum dipindah paksa dapat melakukan hal tersebut dengan mudah, hanya sedikit warga yang akan bertahan dari penggusuran.

"Ya, kesannya kami enggak boleh pindah duluan, nanti yang bertahan di sini, kan, jadi sedikit," katanya.

Di lain pihak, Kepala Kecamatan Pulogadung Teguh Hendarwan mengatakan bahwa masalah internal antarwarga tersebut tak bisa dicampuri oleh aparat.

"Terbukti, kan, memang ada masalah internal. Tapi, kami tidak bisa mencampuri urusan antarwarga tersebut," kata Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com