BOGOR, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menemukan 20 kilogram potasium dalam sebuah kaleng cat di rumah terduga teroris Solo, Ibrahim. Kaleng cat berisi bahan peledak itu disembunyikan dalam tanah di belakang rumahnya.
"Barang bukti satu kaleng cat ukuran 20 kilogram yang diduga potasium yang ditemukan ditanam di belakang rumah Ibrahim di Solo," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/5/2013).
Ibrahim ditangkap di lampu merah Pasar Kliwon, Solo, Rabu (15/5/2013). Saat itu, tim Densus juga membekuk David pada pukul 19.00 di depan Pasar Nangka, Solo. Setelah penangkapan itu, Densus menggeledah rumah Ibrahim, Kamis (16/5/2013).
"Barang bukti telah diamankan oleh tim Jibom (Penjinak Bom) dan tersangka masih dilakukan pemeriksaan," kata Boy.
Keduanya terkait Nu'aim Baasyir (39) yang ditangkap di Solo sehari sebelumnya. Mereka diduga termasuk dalam kelompok Abu Roban alias Bambang Nangka alias Untung, spesialis pencari dana untuk aksi teror.
Dalam kelompok Abu Roban ini, sebelumnya Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri meringkus 24 terduga teroris di sejumlah lokasi sejak Selasa (7/5/2013). Penangkapan dilakukan di Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Kendal, Kebumen, dan Lampung. Dalam penggerebekan itu, sebanyak tujuh orang tersangka tewas ditembak.
Pada Senin (13/5/2013), terduga teroris Irwan ditembak mati setelah melempar bom ke pos polisi di Tasikmalaya dan melakukan perlawanan. Total terduga teroris yang tewas ialah delapan orang.
Mereka diduga ikut mengumpulkan dana untuk aksi teror. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga diketahui terkait buronan teroris Santoso dan Autat Rawa serta Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina. Polri juga telah menahan sejumlah teroris tersebut, sedangkan lainnya masih dalam pemeriksaan. Selain itu, satu terduga teroris bernama Imam Nurdin yang ditangkap di Tangerang Selatan telah dibebaskan karena tidak terbukti terlibat jaringan teror.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.